Wakil Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana mengaku resah dengan adanya modus penipuan yang mencatut namanya.
“Bulan ini banyak yang lapor ke saya. Makanya, perlu saya tegaskan kalau ada orang telepon mengatasnamakan saya dan ujungnya minta uang, saya pastikan itu penipuan,†ujar Denny Indrayana kepada Rakyat Merdeka di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Sebelumnya, melalui siaran pers ke sejumlah media massa, Denny menyatakan, modus penipuan yang mencatut namanya, dilakukan melalui sambungan telepon. Pelaku mengaku sebagai dirinya kemudian meminta uang kepada para pejabat.
Denny mengungkapkan, beberapa nama yang telah dihubungi, diantaranya, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Setjen KPU Arif Rahman Hakim. “Dengan mencatut nama Wamenkum HAM, pelaku meminta sejumlah uang. Rata-rata uang yang diminta sebesar Rp 250 juta,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya : Dalam menjalankan aksinya, apa pelaku memiliki modus lain?Selain mengaku sebagai Denny Indrayana, pelaku juga kerap mengaku sebagai ajudan Wamenkum HAM bernama Andi dengan nomor ponsel 082312577287 atau 02136821796. Beberapa pejabat negara telah dihubungi dengan nomor ini, di antaranya Wakil Menteri Perhubungan, Sekjen Kemhan dan Sekjen Kemendagri.
Untuk menghalau modus itu, saya menegaskan, saya tidak pernah memiliki ajudan dengan nama tersebut. Nama ajudan saya yang kini bertugas adalah Kusno dan Fengki. Mudah-mudahan penjelasan ini bisa meminimalisasi dampak penipuan itu.
Kenapa Anda tidak lapor polisi?Maunya begitu. Tapi, saat ini pihak kepolisian sedang sibuk mengurus pilpres.
Habis pilpres, saya akan melapor ke polisi soal pencatutan itu. Yang penting sekarang, jangan sampai ada yang tertipu. Saya buat rilis dulu.
Jika tidak dilaporkan bagaimana kasus ini ditindaklanjuti?Soal lapor hanya masalah waktu saja. Seperti yang saya sampaikan tadi, fokus saya saat ini jangan sampai ada yang tertipu dulu. Saat saya menjadi Staf Khusus Presiden, saya pernah dicatut dengan modus yang sama dan saya sudah melaporkannya.
Artinya, modus seperti ini sudah banyak terjadi?Dulu sewaktu saya menjadi Staf Khusus Presiden dan Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, nama saya juga sering dicatut. Ujungnya, pasti meminta uang. Kemudian, saat seleksi Dirjen Pemasyarakatan, ada peserta yang dihubungi oleh orang yang mengaku sebagai saya.
Ia menjanjikan, peserta itu akan diajak ke Cikeas untuk menghadap presiden. Untungnya, peserta tersebut mengklarifikasi ke kantor saya. Jadi, tidak sampai tertipu.
Persitiwa ini sudah sering terulang, kenapa Anda tidak segera melapor?Soal polisi, biar mereka amankan pilpres dulu. Yang harus saya lakukan sekarang adalah mengantisipasi agar tidak ada korban.
Selain Anda, apakan sejumlah pejabat lain juga terjerat dalam modus tersebut?Terkait pencatutan, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha juga pernah terkena mudus semacam ini. ***