PT Djakarta Llyod (Persero)
PT Djakarta Llyod (Persero) kembali bangkit dari keterpurukan setelah 15 tahun terbelit utang Rp 1,3 triliun dan siap untuk beroperasi. Perusahaan jasa pelayaran ini baru saja mendapat persetujuan perpanjangan masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dari Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memastikan PT Djakarta Lloyd mulai bangkit dari keterpurukannya setelah berhasil merestrukturisasi utang sebesar Rp 1,3 triliun kepada kreditur.
“Djakarta Lloyd sudah 15 tahun terpuruk. Sudah saatnya bangkit dan beroperasi kembali,†kata Dahlan, kemarin.
Diakui Dahlan, utang perusahaan yang membelit hingga lebih dari satu dasawarsa membuat perusahaan tidak berkembang. Dia pun meragukan sebagian dari utang medium term note (MTN). Sebab perusahaan yang mengeluarkannya sudah tidak ada dan surat utang beredar di luar negeri.
Meski begitu, Dahlan meminta direksi membawa perusahaan lebih kencang berlayar.
“Terus terang selama ini saya meragukan. Tetapi dirut Djakarta Lloyd yang sekarang sudah berhasil menyelesaikan semua itu. Djakarta Lloyd sudah waktunya bangkit kembali,†tegasnya.
Sebelumnya, perusahaan yang berdiri 18 Agustus 1950 itu berkali-kali masuk pengadilan ini terancam pailit karena tidak sanggup membayar kewajibannya. “Perusahaan bisa dibilang mati, karena punya kapal tapi tidak bisa beroperasi. Gaji karyawan juga tertunggak bertahun-tahun,†ujar Dahlan.
Menurutnya, perusahaan ini harus bekerja keras agar bisa beroperasi secara normal. Salah satunya dengan memperbanyak sinergi dengan BUMN lain untuk mengangkut komoditas seperti batubara, BBM, gas, timah, semen, pupuk hingga produk sembako.
Djakarta Lloyd sudah menandatangani kontrak dengan sejumlah BUMN, seperti PT PLN untuk mengangkut satu juta metrik ton batubara ke delapan rute di Sumatera, sedangkan kontrak dengan PT Aneka Tambang adalah mengangkut hasil tambang nikel dan ore.
“Pokoknya, ke depan bagaimana Djakarta Lloyd bisa menjadi armada angkut barang-barang produksi dan kebutuhan BUMN,†ucap Dahlan. Dengan penjadwalan utang dan raihan kontrak dengan sejumlah BUMN, direksi memastikan keuangan Djakarta Lloyd segera positif akhir tahun 2014. â€Saat ini kebutuhan dana selain untuk memperbaiki kapal, juga untuk membayar gaji karyawan yang tertunggak,†timpal Dahlan. ***