Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan dalam lelang pembangunan kilang minyak pemerintah menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan, untuk mengatasi kerugian anggaran akibat impor minyak dan BBM, hanya bisa dilakukan dengan membangun kilang minyak baru dan menemukan cadangan migas baru.
Menurut dia, hal itu harus dilakukan segera karena kebutuhan minyak di Indonesia terus meningkat. Dengan membangun kilang di dalam negeri, Indonesia akan mendapat jaminan pasokan minyak mentah hingga 300 ribu barel per tahun selama 30 tahun.
“Siapa saja yang menghalangi pembangunan kilang disebut mafia. Mereka yang selama ini mendapatkan untung dari impor minyak, yakni para trader. Mungkin itu yang dimaksud Pak Jusuf Kalla sebagai mafia impor minyak,†ujar Hidayat usai membuka diskusi industri otomotif nasional di kantornya, kemarin.
Untuk diketahui, dalam debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dengan Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin), Jumat (20/6), Cawapres Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia seharusnya bisa membangun kilang minyak dengan mudah. Sebab, lahan dan dana untuk membiaya pembangunan kilang sudah tersedia.
Hanya saja, kata Hidayat, menurut Jusuf Kalla rencana pembangunan kilang minyak tak pernah melalui studi uji coba yang jelas. Selain itu, dia menuding mafia impor minyak yang selalu menghalangi rencana pembangunan kilang minyak di Indonesia. Namun, kedua capres Prabowo Subianto dan Jokowi Widodo berjanji bakal membangun kilang baru jika terpilih nanti.
Hidayat bilang, untuk membangun kilang sebaiknya pemerintah mengundang para investor yang benar-benar mampu untuk membangun kilang minyak.
Menurut dia, pemain kilang hanya ada 3-4 pemain di luar dan semuanya itu dimiliki negara.
“Kita yang butuh, kita undang mereka. Adakan beauty contest. Supaya tidak ada pelanggaran aturan atau ketakutan yang lain, ajak KPK ikut masuk dalam tim,†saran menteri dari Golkar itu.
Sebelumnya, berdasarkan data Pusat Studi Kebijakan Publik disebutkan, kapasitas kilang Indonesia saat ini mencapai 1,2 juta barel per hari (bph).
Sedangkan produksi minyak Indonesia yang dapat diolah kilang dalam negeri hanya sekitar 649 ribu bph. Angka itu masih jauh di bawah konsumsi BBM domestik yang mencapai kisaran 1,5 juta bph. Angka ini juga jauh dibandingkan kapasitas kilang Singapura.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor BBM pada April 2014 2,35 miliar dolar AS secara akumulasi Januari-April 2014, impor hasil minyak sudah mencapai 9,1 miliar dolar AS.
Sekjen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Teguh Pamudji mengatakan, pembangunan kilang minyak bakal tetap berjalan. Mekanisme pembangunan proyek ini akan dikerjakan melakukan Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS).
Dalam tahap awal, pemerintah terlebih dahulu menjalankan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS). Setelah kajian dan FS berjalan, pemerintah akan menawarkan kepada sektor swasta yang ingin masuk menggarap proyek kilang minyak di dalam negeri. Dana yang digelontorkan bagi pembangunan proyek ini berasal dari sektor swasta dan anggaran pemerintah.
Untuk diketahui, Kementerian ESDM terkena pemotongan anggaran Rp1,9 triliun. Pemangkasan anggaran ini mengorbankan pos anggaran tentang studi kelayakan pembangunan kilang sebesar Rp 200 miliar dan pembangunan transmisi kelistrikan Rp 1,6 triliun. ***