Berita

jokowi

Politik

Jokowi Akui Tak Bisa Himpun Semua Suara NU-Muhammadiyah

SELASA, 17 JUNI 2014 | 12:48 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Capres Joko Widodo menganggap wajar kalau suara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terbagi kepada masing-masing pasangan calon presiden yang berlaga dalam Pemilihan Presiden ini. Dia menghormati pilihan tersebut.

"Semuanya baik NU atau Muhammadiyah suaranya ada yang di sini atau di sana. Wajar sekali," ujar Jokowi sebelum menuju Pasar Jumat, Purwakarta (Selasa, 17/6).

"Semua partai tidak mungkin bisa menghimpun penuh suara NU atau Muhammadiyah," sambung Jokowi, seperti dikutip dari rilis yang diterima sesaat lalu.


Dua organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, memang secara resmi tidak mendukung salah satu pasangan. Dua ormas Islam itu menyerahkan sepenuhnya ke masing-masing warganya untuk menentukan capres-cawapres mana yang akan dipilih.

Meski tidak ada keputusan resmi organisasi, pimpinan kedua ormas tersebut sudah jelas menyatakan sikapnya. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj misalnya, secara tegas mendukung Prabowo-Hatta. Bahkan istrinya, Nurhayati Said Aqil Siroj meradang saat namanya dicatut masuk dalam tim sukses Jokowi-JK.

Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, memang tidak menyatakan dukungan. Tapi di beberapa kesempatan, Din yang sudah berteman dengan Prabowo sejak masih aktif di militer itu, mengakui bahwa pihaknya dulu menyebut mantan Danjen Kopassus itu seperti Umar bin Khattab, sahabat Nabi Muhammad yang terkenal dengan ketegasannya.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Pol-Tracking, suara kedua warga ormas tersebut memang terbelah.  Di kalangan warga NU, Jokowi-JK lebih unggul sebesar 48,1 persen, sementara pemilih Prabowo-Hatta sebesar 41,7 persen.

Sedangkan warga Muhammadiyah, sebesar 44,6 persen lebih banyak memilih pasangan Prabowo-Hatta;  42,3 persen memilih Jokowi-JK. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya