Berita

Hukum

JK Ceritakan Kondisi Kritis pasca Ledakan Bom Bali

RABU, 04 JUNI 2014 | 12:33 WIB | LAPORAN:

Pasca terjadinya peristiwa bom Bali tahun 2002 lalu, pariwisata di pulau dewata itu merosot jauh. Turis yang biasanya sekitar 5.500 orang merosot sampai hanya menjadi 1.000 orang.

Kondisi itu sangat berdampak dan merugikan bagi masyarakat di sana secara keseluruhan.

Demikian diceritakan M. Jusuf Kalla saat bersaksi dalam sidang lanjutan terdakwa eks Sekjen Kemenlu, Sudjanan Parnohadiningrat di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (4/6).


Karenanya, selaku Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) kala itu, JK mengambil beberapa langkah. Salah satunya, mengamankan Bali dengan melengkapi seluruh aparat kepolisian dengan sebaik-baiknya.

"Kedua mendorong turis dalam negeri antara lain dengan menyatukan hari libur," terang JK dalam sidang perkara dugaan korupsi penyelenggaraan seminar internasional di Kementerian Luar Negeri tahun 2004-2005 itu.

Nah, langkah lain yang dilakukan saat itu, masih kata JK, adalah dengan menjadikan Bali sebagai tempat penyelenggaraan konferensi.

"Supaya luar negeri tetap percaya bahwa Bali tidak hilang atau tidak rusak sama sekali maka memindahkan konferensi dari tempat lain ke Bali, baik konfrensi di dalam negeri Jakarta pindahkan ke Bali dan mengundang konferensi dari luar negeri ke Bali," kata cawapres nomor urut 2 ini.

"Agar Bali tetap menjadi tujuan perhatian dan wisata internasional sehingga masyarakat Bali bisa hidup," sambung pendamping Joko Widodo ini.

JK menambahkan, bahwa keputusan itu adalah keputusan darurat yang diambil oleh Presiden RI kala itu, Megawati Soekarnoputri.

"Sehingga kita berikan perintah agar semua konferensi internasional dipindahkan ke Bali agar Bali di dunia luar negeri tetap dikenal aman. Itu misinya," tandas Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya