Berita

tb hasanuddin/net

Pertahanan

KASUS SARA

Intelijen Mesti Ingatkan Para Elite Politik untuk Jaga Mulut

SENIN, 02 JUNI 2014 | 16:18 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kasus penyerangan terhadap warga minoritas di Indonesia bukan hal baru. Kasus yang terjadi pekan lalu di Sleman, Yogyakarta, harus disikapi cepat dan bijaksana oleh semua pihak, terutama elite-elite politik dan aparat intelijen.

"Penyerangan-penyerangan itu bukan sekarang saja. Kasus itu kan kasus kelanjutan dari yang dulu-dulu belum selesai penanganannya," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (2/6).

Politisi PDI Perjuangan ini khawatirkan kasus-kasus semacam itu akan terus merebak. Dan, saat ini kelompok-kelompok intoleran merasa semakin kuat karena ada pernyataan elite-elite politik, yang berkompetisi jelang Pilpres 2014, yang tidak menyejukkan suasana kerukunan umat beragama.

"Rakyat Indonesia itu masih paternalistik. Para politikus itu sudah diposisikan sebagai tokoh agama atau tokoh nasional, jadi jangan sembarangan ngomong. Nanti akan ditafsirkan salah oleh mereka yang pengetahuan agamanya masih rendah, bisa diaplikasikan di lapangan oleh kelompok yang merasa tindakan kekerasan itu halal," ujar TB.

Di sisi lain, Ketua DPD PDIP Jawa Barat ini mengharapkan aparat keamanan mampu meredam suasana panas di lapisan bawah, apalagi aparat sah dan diizinkan menggunakan kekerasan demi perlindungan warga negara. Selain itu, ia anjurkan para guru dan orang tua memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya Islam memberikan rahmat, kenyamanan maupun ketenangan kepada seluruh masyarakat.

"Saya sarankan aparat intelijen melakukan penggalangan kepada tokoh-tokoh politik nasional, supaya di suasana politik yang panas ini tidak mengumbar ucapan yang memancing bentrokan. Secara struktural saja dilakukan di Polda-Polda atau Kodam adakan sarasehan dengan tokoh-tokoh politik," jelasnya. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

UPDATE

Speedboat yang Ditumpangi Cagub Malut Benny laos Meledak Saat Isi Bahan Bakar

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:41

Direktur Erapol: Kementerian Bertambah, DPR Tak Perlu Tambah Komisi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:19

Harga Minyak Goreng di Atas HET, Mendag Terindikasi Lakukan Maladministrasi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:06

CIP Gandeng Muda Mau Berkarya Promosi Kota Cilegon dalam Event Fotografi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:45

Lawan Ancaman KPUD Jakarta, Orang Muda Kampanye Coblos Semua Paslon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:27

Daripada Rusak dan Mubazir, Lebih Baik Rumah Dinas DPR Diserahkan ke Rakyat

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:41

Ratusan Peserta Antusias Ikuti IDSTB Conference 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:21

Tim Cooling System Ditlantas Polda Riau Edukasi Pengendara di Pekanbaru

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:13

Parpol Pendukung Prabowo Harus Satu Suara Rumdin Anggota DPR jadi Dana Tunjangan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 16:55

Pertanda Tidak Baik Saat Cakada Petahana Punya Elektabilitas Rendah

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 16:45

Selengkapnya