Berita

SPINDO Tolak Swastanisasi Terminal di Jakarta

JUMAT, 30 MEI 2014 | 21:14 WIB | LAPORAN:


Dinas Perhubungan DKI Jakarta diminta membatalkan rencana penyerahan pengelolaan terminal kepada pihak ketiga. Pasalnya, pengelolaan terminal ke pihak swasta akan menimbulkan masalah-masalah baru seperti tumpang-tindih peraturan dan kewenangan yang mengarah ke kesemerautan di terminal.

"Rencana melibatkan pihak ketiga di terminal bus harus dibatalkan," kata bagian Advokasi dan bantuan hukum Serikat Pekerja Sektor Informal (SPINDO) yang juga Ketua Spindo Jakarta Barat, Mangontang Silitonga di Jakarta (Jumat, 30/6).

Menurut dia, tumpang tindih aturan dan kewenangan itu biasanya berujung kepada adanya pungutan-pungutan tambahan yang akan membebani para pekerja sektor informal seperti pedagang, pengelola bus dan lainnya.

Menurut dia, tumpang tindih aturan dan kewenangan itu biasanya berujung kepada adanya pungutan-pungutan tambahan yang akan membebani para pekerja sektor informal seperti pedagang, pengelola bus dan lainnya.

"Jika terminal dikelola swasta, dapat dipastikan akan timbul pungutan-pungutan baru diterminal ataupun berbagai modus pungli. Pungutan tersebut pastinya akan sangat membebani," terangnya.

Dijelaskannya, swastanisasi terminal dengan menyerahkan pengelolaan kebersihan, perawatan gedung, listrik, keamanan dan lainnya ke swasta dengan tujuan agar lebih profesional merupakan rencana yang tidak masuk akal.  

"Sebab, dengan swastanisasi terminal sama artinya Dinas Perhubungan DKI Jakarta ingin menjadi raja-raja kecil disetiap terminal untuk menutupi ketikdakmampuannya mengelola terminal," kata Mangontang.

Terkait dengan berubah fungsi terminal dalam kota menjadi antar kota seperti di Terminal Rawamangun, Mangontang menyebutkan, hal itu terjadi karena tidak tegasnya petugas dalam mengatur pengelolaan terminal.

"Timbulnya ketidaktegasan itu biasanya karena adanya konspirasi (kongkalikong) antara pengelola bus dengan oknum-oknum petugas," pungkasnya.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya