Berita

jenderal moeldoko/net

Pertahanan

KRISIS THAILAND

Jenderal Moeldoko Bicara Tradisi Kudeta dan Ruang Sempit TNI

RABU, 28 MEI 2014 | 16:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Militer resmi mengambil alih kendali atas pemerintahan Thailand pada Kamis (22/5). Dinamika politik dan kudeta militer itu menjadi perhatian dunia, termasuk rakyat Indonesia.

Setelah mengambil alih pemerintahan, militer Thailand membentuk Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban. Pihak militer mengatakan, kudeta yang mereka lakukan untuk menghentikan ketegangan di antara politisi sipil sejak tahun 2006 lalu.

Terkait hal itu, sebagian pihak mencermati bahwa instabilitas seperti yang terjadi di Thailand itu bisa saja terjadi di Indonesia yang sedang dilanda demam politik. Instabilitas atau kekacauan bisa terjadi jelang atau sesudah Pilpres 2014. Mungkinkah militer atau Tentara Nasional Indonesia mengambil langkah serupa?


Saat tanya jawab dengan wartawan di Media Center Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengutarakan pandangannya terkait situasi krisis di negeri Gajah Putih. Secara tegas dia menyatakan TNI tidak mengenal tradisi kudeta.

"TNI secara tradisi tidak kenal kudeta, tapi saya harus berani katakan antara stabilitas dan demokrasi berada di ruang yang sangat sempit," tegas Moeldoko, Rabu (28/5).

Seolah ada dilema di sana. Bila negara kendor dalam menjaga stabilitas maka akan terjadi kekacauan atau anarkisme. Bila demokrasi dibiarkan begitu lepas, bukan tak mungkin rakyat akan jadi korban dan menderita. Namun dia juga menegaskan tidak boleh terjadi pengekangan terhadap kebabasan berdemokrasi dengan dalih stabilitas negara.

"Nah, TNI harus tahu bagaimana bermain di ruang sempit itu. Tapi saya berharap juga demokrasi kita ini bukan di masa transisi terus. Jadi, kapan kita menuju demokrasi yang matang?" tegasnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya