Berita

Pertahanan

Penurunan Standar Nilai Calon Polisi Merusak Kualitas

MINGGU, 25 MEI 2014 | 16:49 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Ind Police Watch (IPW) sangat menyesalkan penurunan standar nilai masuk polisi yang dilakukan Polri pada 2014 ini. Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, penurunan standar tersebut akan menurunkan kualitas Polri ke depan.

"Kami sangat menyayangkan kebijakan Polri ini. Kapan polisi mau berubah, kapan Polri akan berkualitas dan profesional, jika kader-kader kepolisian yang dijaring standarnya rendah," kata Neta dalam keterangan persnya kepada redaksi (Minggu, 25/5)

Seperti diketahui, pada 2014 ini Polri menurunkan standar nilai untuk masuk polisi. Untuk Akpol dari 7,25 menjadi 6,5. Untuk bintara, dari 6,5 menjadi 6 atau di bawah rata-rata standar nasional, yakni 6,12. Sementara untuk Papua, Maluku, dan NTT standar nilai masuk bintara polisi hanya 5,8. Untuk masuk Polwan standar tinggi badan juga diturunkan dari 1,6 meter menjadi 1,5 meter.

Penurunan nilai ini dikhawatirkan sebagai kesengajaan untuk menjaring anak pejabat agar bisa lolos masuk Akpol. Sebab beberapa waktu lalu Polri juga pernah menurunkan standar tinggi badan untuk masuk Akpol, sehingga sejumlah anak pejabat bisa lolos masuk Akpol.

Menurut Neta, kekhawatiran tersebut beralasan karena bisa menghambat Polri yang berkualitas dan profesional karena kader-kader kepolisian dibesarkan dengan cara-cara yang tidak benar serta penuh rekayasa. Untuk itu, desaknya, Polri harus mencabut kebijakan menurunkan standar nilai masuk polisi tsb.

Neta menyatakan alasan elit-elit Polri soal penurunan standar nilai masuk Akpol tidak bisa diterima. Polri menyatakan penurunan standar nilai masuk Akpol dilakukan karena pemerintah juga menurunkan standar hasil Ujian Nasional dari 6,35 menjadi 6,12 dengan standar tertinggi 9,7. Sehingga jika standar nilai tetap dipertahankan 7,25, elit Polri khawatir hanya sedikit lulusan SLTA yang berminat mendaftar ke Akpol.

"Alasan ini sangat aneh dan sangat tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dari pantauan IPW, minat masuk Akpol sangat tinggi dari tahun ke tahun, walau standar nilainya 7,25. Di Jakarta misalnya, walau kuota masuk Akpol hanya 30 orang, yang mendaftar bisa menjadi 300 hingga 400 orang. Angka yang lebih besar terlihat dalam pendaftaran bintara," demikian Neta.[dem]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

UPDATE

Speedboat yang Ditumpangi Cagub Malut Benny laos Meledak Saat Isi Bahan Bakar

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:41

Direktur Erapol: Kementerian Bertambah, DPR Tak Perlu Tambah Komisi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:19

Harga Minyak Goreng di Atas HET, Mendag Terindikasi Lakukan Maladministrasi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 19:06

CIP Gandeng Muda Mau Berkarya Promosi Kota Cilegon dalam Event Fotografi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:45

Lawan Ancaman KPUD Jakarta, Orang Muda Kampanye Coblos Semua Paslon

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:27

Daripada Rusak dan Mubazir, Lebih Baik Rumah Dinas DPR Diserahkan ke Rakyat

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:41

Ratusan Peserta Antusias Ikuti IDSTB Conference 2024

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:21

Tim Cooling System Ditlantas Polda Riau Edukasi Pengendara di Pekanbaru

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 17:13

Parpol Pendukung Prabowo Harus Satu Suara Rumdin Anggota DPR jadi Dana Tunjangan

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 16:55

Pertanda Tidak Baik Saat Cakada Petahana Punya Elektabilitas Rendah

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 16:45

Selengkapnya