Uang memang tidak bisa semerta-merta membeli cinta atau rasa kasih sayang seseorang. Namun, uang rupanya bisa membuat seseorang terjebak atau terpaksa bertahan dalam hubungan asmara yang tidak lagi mereka inginkan.
Sebuah jajak pendapat terbaru yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa hampir seperlima atau 19 persen orang dewasa terjebak dalam hubungan asmara yang tidak lagi mereka inginkan karena situasi keuangan.
Hal tersebut berarti mereka tidak bisa memutuskan hubungan asmara dengan seseorang yang tidak lagi mereka inginkan karena pertimbangan keuangan.
Hubungan yang terpaksa dipertahankan atas dasar keuangan itu rupanya dapat berlangsung dalam jangka waktu yang tidak sebentar.
Pasalnya dari 19 persen tersebut, 24 persen di antaranya mengaku tetap bertahan selama lebih dari tiga tahun dari hubungan yang sebenarnya tidak lagi diinginkan, 43 persen menyebut dapat bertahan selama satu tahun, dan 20 persen lainnya mengaku hanya dapat bertahan selama tiga bulan.
31 persen orang dewasa yang mengalami hubungan semcam itu adalah kelompok orang yang berusia antara 25 hingga 34 tahun.
Debt Advisory Centre yang melakukan jajak pendapat tersebut mengatakan bahwa hasil temuan tersebut sebenarnya tidak cukup mengejutkan.
"Sangat sulit untuk mengakhiri ikatan yang kita buat dalam suatu hubungan, dan hubungan keuangan sering menjadi hal yang paling sulit untuk diakhiri," kata juru bicara Debt Advisory Centre, Ian Williams seperti dilansir
Daily Mail (Senin, 28/4).
Pasalnya, sebut Williams, adanya hutang bersama, biaya sewa, atau kebutuhan sehari-hari lainnya akan terganggu bila suatu hubungan berakhir. Sehingga mereka harus berpikir kembali untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Williams melansir data hutang dari lembaganya yang menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2013, sebanyak 12 persen orang Inggris mencari bantuan hutang kepada lembaganya sebagai akibat dari putusnya hubungan asmara.
Mereka membutuhkan dana talangan untuk menopang kehidupan mereka pasca putus hubungan hingga mereka mampu menopang kebutuhan hidupnya sendiri.
"Jika keuangan mulai lepas kendali ketika sebuah hubungan berakhir, orang-orang akan cepat mencari bantuan dengan hutang mereka (agar) semakin cepat mereka dapat mulai bekerja dan mendapatkan kendali atas keuangan mereka sendiri," tandasnya.
[mel]