Berita

mega-prabowo

Sudahlah, PDIP-Gerindra Lebih Baik Koalisi Lagi

SABTU, 26 APRIL 2014 | 18:46 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Indonesia di masa depan akan menghadapi pertarungan keras antara kekuatan Tiongkok dan Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.

Dipastikan lokus pertarungn itu akan berlangsung di Nusantara. Mengingat kawasan ini kaya akan sumber daya alam, tenaga kerja murah-melimpah, selain juga bisa menjadi pangsa pasar yang sangat besar.

"Dengan gambaran tantangan seperti itu, diperlukan pemerintahan yang kuat, berdaulat dengan dukungan rakyat yang massif," jelas Direktur The Indonesian Reform Syahrul Efendi Dasopang, kepada Rakyat Merdeka Online, malam ini (Sabtu, 26/4).


Tantangan yang akan dihadapi bangsa ini demikian berat. Namun, proses politik selepas pemilihan legislatif belum menemukan arah yang jelas dan bergerak manjawab tantngan tersebut.

Karena itu, menurut Syahrul, daripada sibuk tarik-ulur antar berbgai partai yang ada dalam membentuk koalisi, akan lebih baik bila PDIP dan Partai Gerindra menerobos penghalang psikolgis dan berani membuat keputusan yang menguntungkan masa depan kedaulatan bangsa. Yakni berkoalisi antar kedua partai populis tersebut.

"Apalagi jika dilihat warna visi kedua partai tersebut, toh sudah sama. Disinilah diperlukan kerendahan hati oleh elit-elitnya demi kepentingan bangsa lebih luas. Saya kira terobosan seperti itu akan memuluskan agenda nasionalisasi aset yang dikuasai asing untuk kepentingan Indonesia," demikian mantan Ketua Umum PB HMI ini.

Pada Pilpres 2009 lalu, PDIP dan Gerindra berkoalisi dengan mengusung Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Namun, belakangan ini hubungan kedua belah pihak sempat memanas.

Pasalnya, kubu Gerindra menganggap PDIP tidak menjalankan kesepakatan yang dibuat pada Pilpres lalu. Dalam perjanjian Batu Tulis disebutkan, PDIP akan mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Sementara PDIP menganggap semua kesepakatan itu batal karena faktanya koalisi itu kalah di Pilpres 2009.

Hubungan kedua partai itu semakin memanas karena PDIP mengusung Joko Widodo. Gerindra sempat mencak-mencak mengingat capres PDIP itu merupakan sosok yang mereka dukung pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 lalu. zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya