Berita

dahlan iskan/net

Politik

Prabowo-Dahlan Paling Realistis

SABTU, 26 APRIL 2014 | 15:46 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Secara etis dan fatsun politik, merosotnya suara Partai Demokrat menjadi 10 persen pada pemilu legislatif, menurut hasil quick qount yang bisa dipercaya, adalah bentuk hukuman rakyat ke Demokrat.

Itu sinyal kuat bahwa publik kecewa terhadap Demokrat dan menghukum Demokrat. Jadi tidak elok kalau Demokrat masih memaksakan bentuk poros baru dan menyodorkan capres.

Analis politik, Umar S. Bakry, mengatakan, Demokrat idealnya konsisten mencalonkan pemenang konvensi sebagai calon presiden. Tapi, melihat realitas saat ini, Demokrat harus menurunkan derajatnya mengusung calon wakil presiden.


"Terkait konvensi, kalau konvensi jalan terus kan pemenangnya Dahlan Iskan. Tapi dia mungkin jadinya cawapres, tergantung lobi-lobi politik nanti lah," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional itu kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (26/4).

Demokrat, katanya, salah satunya paling cocok berkoalisi dengan Partai Gerindra. Dengan demikian, terjadi duet Prabowo Subianto-Dahlan Iskan. Dengan Prabowo-Dahlan, tercipta duet ideal sipil militer.

"Kalau dengan Jokowi dan PDIP hampir pasti tak mungkin, lagipula dia (Dahlan) tidak ada dalam radar Jokowi. Kalau dengan Golkar tidak mungkin karena keduanya (Aburizal Bakrie dan Dahlan) sipil dan pengusaha," tambahnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya