Berita

Pertahanan

KRI USMAN-HARUN

Usman-Harun Juga Pahlawan Singapura dan Malaysia!

RABU, 23 APRIL 2014 | 17:26 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Masyarakat Indonesia patut menaruh apresiasi yang dalam kepada TNI. Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, tidak goyah sedikitpun dalam hal penamaan kapal perang buatan Inggris, Usman-Harun, meski dikutuk oleh Singapura.

Usman dan Harun adalah nama dua prajurit muda pemberani patriotik yang digantung mati Singapura karena menjalankan kebijakan Dwikora dari Presiden Soekarno. RI melawan kebijakan Nekolim Inggris membentuk Federasi Malaysia, mengusir Inggris dari wilayah yang sekarang menjadi dua negara, Singapura & Malaysia.

Koordinator Petisi 28, Haris Rusly, menegaskan, pemerintah Singapura masih menyimpan dendam kepada Indonesia. khususnya dendam terhadap Moeldoko yang bersikukuh menjaga nama Usman-Harun.


"Tanpa melakukan pembelaan kepada Jenderal Moeldoko yang menggunakan jam tangan mewah, namun sejumlah berita terkait Jenderal Moeldoko yang ditulis media di Singapura bertendensi dendam terhadap Indonesia, akibat dari penamaan KRI Usman Harun," kata Haris dalam pesan elektronik yang disebarkan, Rabu (23/4).

Menurutnya, Pemerintah Singapura masih tidak terima atas tegaknya hak bangsa Indonesia untuk berdaulat, termasuk berdaulat memberi nama KRI Usman Harun. Tetapi ditegaskannya, sesungguhnya pemerintah Singapura sangat tidak tahu diri dan lupa sejarah bangsanya sendiri. Singapura pernah dibantu bangsa Indonesia untuk merdeka dari jajahan Inggris.

"Bila tidak ada Operasi Dwikora yang dilakukan oleh Bung Karno untuk ganyang Malaysia, bila tak ada operasi peledakan bom yang dilakukan oleh Usman dan Harun di depan aset milik pemerintah jajahan, maka Singapura juga sulit bangkit dan merdeka dari jajahan Inggris," tegas Haris.

Haris mengingatkan, Usman dan Harun bukan hanya pahlawan Indonesia tetapi juga pahlawan rakyat Singapura dan Malaysia.

"Pengorbanan Usman dan Harun membuka mata dunia dan membantu memerdekakan Singapura dan Malaysia dari jajahan Inggris," tandas dia. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya