Berita

jokowi

Pengamat: Tidak Ada Prestasi Jokowi Urus Transportasi DKI

SENIN, 17 MARET 2014 | 17:36 WIB | LAPORAN:

Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo menilai tidak ada kemajuan berarti dalam bidang transportasi yang dilakukan oleh Joko Widodo selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sederet moda transportasi perkotaan yang digarap Jokowi, mulai dari pengembangan angkutan umum berbasis jalan dan rel yakni bus rapid transit (BRT) dan KRL hingga yang berskala besar seperti mass rapid transit (MRT) maupun Monorel, dibangun dengan kebijakan dengan pijakan yang lemah.

Bahkan, menurut Agus, masyarakat justru bingung dengan kebijakan transportasi yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta. Selain itu, biaya transportasi yang harus ditanggung oleh masyarakat di ibukota pun cenderung mahal.

"Nggak ada kemajuan dalam bidang transportasi di jaman Jokowi ini. Masyarakat juga bingung dengan model transportasi yang diciptakan oleh Pemprov DKI. Ada BKTB, APTB, Transjakarta, dan bus Kopaja AC. Itu semua harganya beda dan jadi mahal. Harusnya diperkotaan biaya transportasi cukup bayar sekali. Itu yang harus dilakukan oleh Pemprov DKI," ujar Agus kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (17/3).

Tak hanya itu, lanjutnya, kebijakan Jokowi melanjutkan pembangunan enam ruas jalan tol juga sangat disayangkan oleh Agus. Jokowi menurutnya tidak berpihak pada rakyat, karena pembangunan enam ruas jalan tol ini terkesan dipaksakan dan menjadi proyek terima kasih kepada pihak swasta.

"Pembangunan enam ruas jalan tol itu kan biar bisa kasih proyek ke swasta saja," tudingnya.

Agus juga menanyakan mengapa Jokowi terkesan diam melihat kasus transjakarta rusak dan karatan yang dibeli oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI melalui APBD 2013 lalu. Kasus tersebut menurutnya semakin menambah daftar kegagalan Jokowi mengendalikan bawahannya. Apalagi, Jokowi juga tidak memiliki kemampuan menganalisis kinerja anak buahnya. Bahkan ketika kasus bus karatan masuk ke jalur hukum, Jokowi pun terkesan menutup-nutupi kasus ini.

"Sedari awal sudah saya sampaikan supaya Pemprov DKI Jakarta jangan membeli bus asal China atau Korea karena hanya akan tahan 2 tahun saja. Mending beli bus yang berstandar internasional. Setelah kejadian ini kok gubernur diam saja? Kadishub mestinya ditegor dari awal," tegasnya.

Dan yang paling dikritisi oleh Agus adalah terkait ketidaksiapan Pemprov DKI Jakarta mengelola ratusan unit bus transjakarta yang baru tiba di Jakarta akhir Desember lalu. Menurutnya, sedari awal Jokowi-Ahok sudah harus menyiapkan strategi mengelola bus tersebut. Sebagai contoh koridor 12 Transjakarta yang minim pengemudi. Akibatnya, Pemprov DKI harus meminjam pengemudi dari operator swasta yang gajinya otomatis lebih tinggi dari pengemudi lainnya. Bahkan, Pemprov DKI tidak mampu menyediakan teknisi untuk puluhan unit bus transjakarta yang usianya sudah uzur.

Belum lagi dengan jalur bus kota terintegrasi busway (BKTB) yang kerap berbenturan dengan jalur angkutan umum lainnya. Agus justru mempertanyakan kemampuan Jokowi menganalisi masalah di Jakarta. Masyarakat menurutnya tidak perlu memuji Jokowi karena mendatangkan bus-bus baru di Jakarta. Karena pada dasarnya, siapapun gubernurnya, angkutan umum tersebut harus diganti.

Yang terakhir saat Jokowi memutuskan melanjutkan proyek Monorel. Agus menyesalkan langkah yang ditempuh oleh Jokowi. Karena, sedari awal PT Jakarta Monorel (JM) sudah gagal membangun megaproyek tersebut. Dan bila sekarang Monorel mangkrak lagi, maka menurutnya Jokowi adalah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab karena memberi harapan palsu kepada warga DKI.

"Kenapa Jokowi kemarin isinkan proyek itu? Sudah jelas-jelas PT JM nggak punya dana tapi kok diijinkan? Sekarang Jokowi mau maju jadi presiden? Jangan dululah. Kasihan dia digebukin lawannya nanti," kata Agus.[dem]

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya