Berita

foto:net

Nusantara

Gempar Jakarta: Kabut Asap Beracun di Riau Bukan Bencana Alam!

MINGGU, 16 MARET 2014 | 21:06 WIB | LAPORAN:

Terdata empat orang tewas akibat kabut asap. Satu korban tanpa identitas tewas karena ISPA di Kabupaten Pelalawan, kedua Muhammad Adli akibat lemas menghirup asap saat mengendarai sepeda motor di Kabupaten Meranti.

Korban nahas selanjutnya Herman Pribadi dan Suryana akibat mobil yang dikendarainya saat perjalanan di Pekanbaru, Payakumbuh, nyemplung ke dalam sungai karena jarak pandang terbatas.

Gerakan Mahasiswa Peduli Asap Riau (Gempar) Jakarta melalui pers rilisnya berpendapat, penyelesaian kabut asap di Riau tidak bisa dilihat secara parsial tapi utuh. Pasalnya, persoalan kabut asap akibat salah urus tata kelola persoalan sumber daya alam perkebunan, kehutanan, migas dan pertambangan.


"Kabut Asap yang mengepung Riau bukan akibat bencana alam, melainkan sebuah bentuk kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Rezim SBY melalui izin-izin yang dikeluarkan secara ugal-ugalan oleh Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral terhadap perusahaan-perusahaan perkebunan (kelapa sawit, HTI) dan Pertambangan dan Migas yang ada di Provinsi Riau," tulis Gempar Jakarta, Minggu (16/3).

Mestinya, lanjut Fat Haryanto dari Gempar Jakarta, pemerintah tidak boleh tebang pilih dalam penindakan terhadap pembakaran hutan-hutan di Provinsi Riau. Di dalam UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 32/2009 memuat tentang pertanggungjawaban perdata khususnya soal  Strict Liability/tanggung jawab mutlak. Dalam hal ini, seluruh perusahan-perusahan baik bidang Perkebunan, Migas dan Pertambangan.  wajib  bertanggung jawab  dalam penanganan asap dan kebakaran hutan di Riau,.

"Ingat, Propinsi Riau adalah salah satu Provinsi penyumbang devisa CPO dan MIGAS terbesar untuk negara. Akan tetapi kenapa semua elit negara beramai-ramai merampok dan menghisap nutrisi Riau lewat SDA dan sekarang hanya tersisa ampas-ampas asap beracun untuk rakyat Riau rasakan," papar Fat.

Gempar Jakarta juga memandang kedatangan SBY bersama rombongannya ke Riau pada hari Sabtu kemarin (15/3) bukan solusi konkrit untuk penyelesaian bencana kabut asap. Pihaknya menduga kuat ada kepentingan politik menjelang Perhelatan Pesta Demokrasi 2014 di balik kedatangan SBY tersebut. Presiden SBY juga dinilai diskriminatif dalam penanganan bencana.

"Apakah karena kami warga Riau bukan warga Kelud yang bertetangga dengan kampung halaman SBY," tanyanya.

Dengan kenyataan yang dirasakan ini, Gempar Jakarta menuntut jaminan pengobatan gratis dan pemulihan kesehatan dari pemerintah pusat kepada seluruh masyarakat Provinsi Riau baik jangka pendek dan jangka panjang. Presiden SBY juga harus segera menetapkan Riau sebagai Darurat Nasional.

"Cabut semua Izin usaha perusahaan di bindang Perkebunan (Kelapa sawit, HTI), Migas dan Pertambangan yang menyebabkan kebakaran dan kerusakan lingkungan di Riau," desak Gempar Jakarta.

Gempat Jakarta juga mendesak audit dan kaji ulang semua izin usaha perusahaan Perkebunan (Kelapa sawit dan HTI), dan kontrak karya Migas dan Pertambangan.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya