Berita

ilustrasi

On The Spot

Banyak Yang Penyok, Kotak Suara Terpaksa Ditumpuk

Mengamati Penyimpanan Logistik Pemilu Di Jakarta
KAMIS, 13 MARET 2014 | 10:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Proses pengamanan dan penyimpanan logistik Pemilu 2014 mengkhawatirkan. Tidak semua Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga kantor Panitia Pemungutan Suara (PPS) memiliki ruangan atau gudang penyimpanan logistik Pemilu yang terdiri dari kotak suara, bilik suara, kertas suara dan perlengkapan lainnya.

Jika tidak ada jaminan penyimpanan yang baik, dikhawatirkan akan banyak logistik Pemilu yang rusak atau malah tidak bisa dipergunakan pada saat hari H Pemilihan Umum.

Di Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Cakung Timur memiliki sebuah ruangan yang berada di bagian samping kanan belakang Kantor Kelurahan Cakung Timur yang terletak di Jalan Irigasi Gempol, Jakarta Timur.

Ruangan yang dipergunakan sebagai Kantor PPS sekaligus sebagai tempat penyimpanan logistik Pemilu itu tadinya adalah ruang perpustakaan Kelurahan Cakung Timur yang dipinjamkan kepada PPS Cakung Timur untuk dipergunakan sebagai kantornya dalam proses tahapan Pemilihan Umum.

Pintu rangan ini terbuat dari kaca berwarna gelap, dengan sebuah kertas bertuliskan ‘Sekretariat PPS-Panitia Pemungutan Suara Kelurahan Cakung Timur’. Di dalam ruangan yang tidak memiliki sekat ini, terdapat lemari berisi tumpukan buku. Juga ada file cabinet yang dionggokkan di bagian sisi kanan ruangan.

Ratusan besi berbentuk pipih masih menumpuk di bagian pintu masuk ruangan ini. Juga terdapat tumpukan kertas cokelat yang merupakan bahan kardus yang akan disusun sebagai Bilik Suara pada Pemilu mendatang.

Sekrtariat PPS ini posisinya berhadap-hadapan dengan Mushola Kantor Kelurahan Cakung Timur. Untuk menuju ke Musholah dan Sekretariat PPS ini, masyarakat bisa mempergunakan satu jalan berupa sisian pondasi gedung kantor Kelurahan.

Tiga orang pria sedang bekerja merangkai setiap potongan alumunium menjadi kotak suara itu. Puluhan kotak sudah ditumpuk.

Seorang pekerja dengan mengenakan kaos warna hitam dan topi di kepala sedang sibuk membetulkan posisi potongan salah satu kotak suara yang terbuat dari bahan alumunium itu. Pria yang mengaku bernama Amir itu agak kewalahan merangkai kembali kotak besi itu. “Banyak yang penyok-penyok, jadi mesti di-press lagi,” ujar Amir.

Selain Amir, dua teman kerjanya yang lain yakni Dimas dan Dodo. Mereka terlihat sibuk membentuk kembali potongan-potongan alumunium itu di depan musholah untuk menjadi kotak suara.

Meski sudah dua hari kerja, mereka mengaku belum tahu upah yang akan mereka terima untuk membentuk kotak-kotak suara yang akan dipergunakan dalam pemungutan suara pada Pemilu mendatang itu.

“Belum tahu berapa. Apa per hari apa sampai selesai dulu, belum ada kepastian. Ya diminta kerjain dulu, ya kami kerja saja dulu,” ujar Amir sembari berharap bahwa upahnya tidak akan jauh berbeda dengan upah para pekerja harian kebanyakan di Jakarta selama ini.

Bahkan, Dodo menimpali, untuk hari itu saja, satu orang teman mereka tidak datang bekerja. “Pergi entah kemana, mungkin karena belum jelas berapa gaji menyelesaikan ini. Dia gak datang,” ujar Dodo.

Memang, ada empat orang yang bekerja di tempat ini untuk menyelesaikan penyusunan kotak suara bekas Pemilu lalu itu. Namun, hari ini hanya tiga orang yang bekerja melipat potongan aluminium tersebut.

Kertas Disimpan Di Gedung Berdinding Tripleks
Di Sejumlah Daerah, Penyimpanan Logistik Pemilu Bermasalah

Kondisi lokasi penyimpanan logistik Pemilu 2014 juga banyak dikeluhkan di sejumlah daerah. Kelayakan lokasi penyimpanan sangat jauh dari rasa aman.

Semisal, di Mamuju, Sulawesi Barat, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di sana mengingatkan pentingnya lokasi penyimpanan logistik yang aman, sebab untuk penyimpanan surat suara saja di sana hanya ditempatkan pada sebuah gudang yang berdinding papan tripleks. “Lokasi penyimpanan di tempat seperti itu sangat rawan,” ujar Ketua Bawaslu Mamuju Busran Riandy.

Selain tempat penyimpanan yang tidak layak, menurut dia, pengamanan dan proses penyortiran kertas suara harus diperhatikan. Sebab, sangat besar kemungkinannya terjadi pelanggaran dan kesalahan dalam penyortiran serta pengiriman surat suara.

Di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Subang bahkan menemukan lebih dari 5.000 surat suara yang diterima mereka telah mengalami kerusakan setelah dilakukan penyortiran.

Ketua KPUD Subang Maman Suparman mengatakan, dari hasil penyortiran dan pelipatan kertas suara di lima tempat, ditemukan 5.890 surat suara yang rusak.  Kerusakan pada surat suara tersebut terdapat tetesan tinta, dan gambar yang tidak jelas. Selain itu, ada juga surat suara yang sobek dan bolong.

“Dari hasil evaluasi ditemukan 5.890 dari 324.310 surat suara yang disortir ditemukan rusak,” katanya.

Disebutkan dia, dalam melakukan penyortiran  surat suara Pemilihan Umum Legislatif 2014, KPU Subang melibatkan sekitar 800 orang. Ratusan juru lipat suara tersebut disebar ke empat lokasi penyimpanan logistik seperti di gudang KPU Subang lama, aula PKPRI, aula kantor KPU baru dan di sebuah lapangan futsal Alfour yang sengaja disewa KPU Subang.

Divisi Logistik KPU Subang, Cece Rahman mengatakan, surat suara untuk caleg DPR yang diterima sebanyak 1.174.566 lembar, kertas suara DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil IX Subang-Majalengka-Sumedang tercatat 1.167.975 lembar. Sedangkan surat suara Pemilu Legislatif DPRD Subang sebanyak 1.174.975 lembar, dan surat suara DPD sampai saat ini belum diterima.

Minimnya ketersediaan gudang di sejumlah satuan kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah, seharusnya menjadi perhatian. Sejumlah KPU di daerah tak memiliki gudang yang memadai untuk menyimpan logistik pemilu.

Akhirnya, barang-barang logistik pemilu yang seharusnya bisa dipakai kembali, mangkrak tak terawat.

Di KPU Kabupaten Kuningan, Jawa Barat,  gudang KPU Kuningan terletak di belakang Kantor KPU. Untuk menuju gedung, harus masuk melalui kantor. Pada Senin (10/2), Ketua KPU Kabupaten Kuningan Heni Susilawati ingin menunjukkan kesiapan logistik Pemilu 2014 kepada Ketua KPU Pusat Husni Kamil Manik.

Tidak ada yang istimewa dari gudang itu. Sisi bawah dinding terbuat dari batu dilapisi semen bercat kuning. Namun, beberapa bagian sisi atasnya hanya terbuat dari seng.

Di bagian paling atas tembok terdapat sekat udara yang membuat ruang itu tetap terpapar cahaya pada siang hari meski pintu gudang ditutup. Sekat udara itu juga berfungsi sebagai sirkulasi udara, agar barang yang tersimpan tidak lembab dan berjamur.

Di gudang berukuran sekitar 200 meter persegi itu, pihak KPU Kuningan menyimpan semua kebutuhan logistik Pemilu 2014. Seperti bilik suara, kotak suara, dan bantalan paku. Semua logistik yang akan didistribusikan ke 2.595 tempat pemungutan suara (TPS) di 376 desa/kelurahan di seluruh Kuningan itu padat memenuhi ruangan.

Padahal, kotak suara dan bilik suara baru yang terbuat dari bahan karton itu masih hanya berbentuk lembaran yang ditumpuk. Hanya satu kotak suara yang sudah disusun menjadi berbentuk kotak. Akibatnya, stok lama kotak suara yang terbuat dari alumunium di simpan di sekitar gudang. Diantaranya, di depan gudang dan di lahan seluas sekitar 20 meter persegi yang berada lebih jauh dari gudang.

Tidak ada perlindungan terhadap kotak-kotak suara itu. Ada bekas kanopi yang mungkin untuk melindungi kotak suara. Akan tetapi, hanya tiang dan rangka atap yang tersisa dari kanopi itu sehingga tak berguna. Dibanding logistik berbahan karton, kotak suara berbahan alumunium memang lebih tahan air.

Namun, kerusakan mulai mengancam. Di bagian belakang dan samping tumpukan kotak suara mulai ditumbuhi tanaman menjalar. Kotak suara pun mulai berkarat. Ancaman kerusakan juga terdapat pada kotak suara yang disimpan tepat di depan gudang. Beberapa kotak suara sudah terlepas dari rangkaiannya dan karatan.

“Nanti menjelang pemungutan suara, disusun rapi lagi dan karatnya dibersihkan, Pak,” kata Heni kepada Husni, saat Ketua KPU itu mengamati nasib kotak suara.

PPS Mau Nitip Logistik Di Aula Kelurahan
Tidak Punya Gudang

Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Cakung Timur Bambang Soeryo menyampaikan, untuk logistik pemilu berupa kotak suara, mereka dikirimi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotamadya Jakarta Timur sebanyak 214 kotak alumunium. Kotak suara yang merupakan peninggalan pada Pemilu lalu itu, pun masih kurang untuk wilayah Kelurahan Cakung Timur.

“Seharusnya sudah ada 321 kotak, tetapi yang baru dikirimkan ya baru 214 kotak, berarti masih kurang 107 kotak alumunium,” ujar Bambang kepada Rakyat Merdeka.

Pengiriman logistik Pemilu berupa kotak suara dan bilik suara dilakukan secara bertahap. Kotak suara terbuat dari bahan alumunium, sedangkan bilik suara terbuat dari bahan kardus. Semua logistik itu harus dirangkai dan dibentuk dulu sebelum dipergunakan dalam hari H Pemilu. “Kotak suara minggu lalu dikirim, sehari setelah kotak suara, dikirim lagi bilik suara,” ujar Bambang.

Saat ini, logistik itu dibiarkan menumpuk di dalam ruang sekretariat PPS Kelurahan Cakung Timur. Selain karena tidak ada tempat yang memadai, mereka juga harus sudah mempersiapkan dan merangkai kotak suara dan bilik Pemilu itu.

“Masih kekurangan tenaga dan juga ruangan untuk penyimpanan,” ujar dia.
Bahkan, kebutuhan kotak suara yang masih kurang pun, masih menunggu dikirim lagi oleh KPU.

“Enggak tahu apakah yang dikirim nanti kotak alumunium atau yang kardus. Ya kami tunggu saja kapan dikirimkan. Kertas Suara kami belum dapat juga,” ujar dia.

Di Kelurahan Cakung Timur saja, lanjut Bambang, ada sebanyak 107 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang harus segera dipersiapkan dan dibenahi. Karena itu, pihaknya berharap, semua logistik Pemilu juga sudah rampung dikerjakan.

“Ya untuk penampungan dan menyimpan ligistik pemilu, kami sedang berusaha meminta kepada pihak kelurahan agar bisa ditempatkamn di lantai tiga, yakni di ruang aula di atas,” jelas Bambang.

Sejumlah Kendala Terjadi, Logistik Pemilu Belum Aman

Selasa pekan lalu, Wakil Wali Kota Jakarta Barat M Yuliadi melakukan monitoring terhadap persiapan Pemilu di wilayahnya. Usai melakukan monitoring, Yuliadi berjanji akan segera memanggil  dan mengumpulkan para camat dan lurah terkait persiapan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.

“Setelah selesai monitor ini, kita panggil camat dan lurah. Tujuannya, untuk evaluasi terhadap persiapan Pemilu. Karena masih ada sejumlah kendala-kendala yang secepatnya harus diselesaikan,” ujar M Yuliadi.

Pada agenda monitoring persiapan Pemilu itu, masih ditemukan sejumlah kendala yang ahrus segera ditangani. Selain M Yuliadi pada saat itu ada juga Wakil Camat Kebon Jeruk Abdullah, Ketua KPU Jakbar Sunardi Sutrisno, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kebon Jeruk Sumardi Ramlan dan para anggota panitia pemungutan suara PPS.

Menurut M Yuliadi evaluasi ini sangat penting agar nantinya mereka bisa melaksanakan dan membantu tugas KPU Jakarta Barat dengan baik.

Salah satu tugas camat dan lurah adalah menyediakan tempat penyimpanan logistik Pemilu. Untuk itu ia mengimbau para camat dan lurah menyediakan ruangan yang layak untuk penyimpanan logistik pemilu. “Tempat penyimpanan logistik ini harus baik dan aman. Ruangan juga harus dijaga 24 jam dan jangan sampai ada logistik yang rusak karena tersiram air atau kehujanan,” ujar dia.

Selain itu, para camat dan lurah diminta berkoordinasi dengan KPU Jakbar khususnya terkait pendistribusian logistik hingga ke tempat pemungutan suara (TPS). Pada kesempatan itu M Yuliadi juga meminta KPU Jakarta Barat mempertimbangkan tempat penyimpanan logistik Pemilu untuk wilayah Kebon Jeruk yang ditempatkan di Sanggar Krida Wanita Jaya Raya, tepatnya di belakang kantor kecamatan Kebon Jeruk.

Pertimbangannya, selain keamanan, bangunan milik Pemda DKI itu akan direnovasi sekitar April 2014 mendatang. Menanggapi hal itu, Ketua PPK Kebon Jeruk Sumardi Ramlan menjelaskan nantinya tempat penyimpanan logistik Pemilu 2014 akan dipindah ke lantai 4 kantor Kecamatan Kebon Jeruk. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Anak Usaha Telkom Hadirkan DreadHaunt, Gim Bergenre Survival Horror

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:57

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

2 Jam 1 Meja

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:40

Dua Mantan Pegawai Waskita Karya Digarap Kejagung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:38

KPK Sita 7 Mobil dan Uang Rp1 Miliar usai Geledah 10 Rumah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:24

Bareskrim Bakal Bongkar Puluhan Artis dan Influencer Terlibat Promosi Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:42

Mudahkan Warga Urus Paspor, Imigration Lounge Kini Hadir di Mal Taman Anggrek

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:19

KPK Cekal 5 Tersangka Korupsi Pencairan Kredit Usaha Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:52

Polisi Tangkap Penyekap Bocah 12 Tahun Selama Seminggu di Kalideres

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:42

KPK Usut Dugaan Korupsi Pencairan Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 22:52

Selengkapnya