Berita

ilustrasi

Bisnis

Udang Galah Belum Bisa Dijual Ke Pasaran Dunia

Budidaya Sedikit, Panen Belum Cukup
MINGGU, 09 MARET 2014 | 08:01 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Keberhasilan program minapadi dalam memaksimalkan lahan persawahan membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong program ugadi (udang galah padi) di Bali. Program itu berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani lokal, diharapkan omsetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah sekali panen.

“Peranan pembangunan kelautan dan perikanan kita, khususnya pembangunan budidaya semakin penting dalam membangun pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan wilayah pengembang, nasional hingga dunia. Oleh karena itu kita harus tingkatkan produksi komoditas unggulan kita,” jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo saat kunjungan kerjanya di Bali, kemarin.

Udang memang memiliki nilai ekonomis dan tingkat permintaan yang tinggi di tingkat nasional dan internasional. Selain itu, program ini merupakan perwujudan pengentasan kemiskinan dengan memajukan potensi wilayah setempat.


Cicip mengaku total permintaan pasar atas udang galah per harinya lebih dari 20 juta ton. Diprediksi, setiap tahun permintaan udang terus meningkat sejalan dengan berkembangnya pariwisata di Indonesia.

Untuk menunjukkan keseriusannya mendorong program itu, KKP memberikan bantuan dengan total Rp 21,2 miliar. Bantuan ini digunakan untuk 13 program khusus di wilayah Bali, khususnya Karangasem.

Beberapa dana bantuan akan disalurkan ke sektor perikanan tangkap Karangasem dengan memberikan 11 unit kapal Inkamina senilai Rp 16 miliar dan bantuan untuk program Sistem Rantai Dingin senilai Rp 500 juta kepada para pembudidaya perikanan tangkap di Karangasem.

Namun, Cicip mengaku udang galah pembudidayaan peternak Indonesia masih belum bisa dijual ke pasar internasional. Hal ini bukan karena kalah saing dengan udang galah dari negara lain.

“Sejauh ini kita baru menggunakan hasil panen udang galah untuk konsumsi dalam negeri, dan ini masih belum cukup meski udang galah kita sangat disukai turis mancanegara, khususnya Thailand,” ujar Cicip.

Ke depannya, dia berharap makin banyak pembudidaya udang galah di Indonesia. Soalnya udang galah Indonesia memiliki kualitas sangat baik, bebas hama dan zat kimia berbahaya.  ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya