Dampak pembakaran lahan dan hutan di Riau telah menyebabkan bencana asap beberapa minggu terakhir. Jarak pandang kurang dari 1 km.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, sudah disiapkan 10 langkah. Yaitu, Pemprov Riau sudah menerbitkan Surat Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kabut Asap mulai 25 Februari sampai 12 Maret 2014 dan menunjuk Danrem 031/WB Brigjen Agus Irianto sebagai komandan tanggap darurat.
"Untuk menindaklanjuti, BNPB mengirim Tim yang dipimpin oleh Sekretaris Utama BNPB, Fatchul Hadi, ke Pekanbaru untuk melakukan koordinasi dengan pejabat terkait pada tanggal 26 Maret 2014," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho (Kamis, 26/2).
Surat Siaga Darurat juga sudah dikeluarkan oleh Walikota Dumai, Bupati Rokan Hulu, sedang Surat Tanggap Darurat sudah dikeluarkan oleh Kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis dan Pelalawan.
Lebih jauh Sutopo menambahkan, Posko Utama PB Kabut Asap akan berada di Kantor BPBD Prov Riau. Jika nanti diperlukan dukungan operasi udara maka akan dibuka posko ops udara di Lanud Pekanbaru.
Selain itu juga, Pemprov Riau sudah mengumpulkan Perusahaan HTI di Riau dan sepakat untuk melakukan pemadaman sesuai dengan kemampuan. Pemprov Riau mengalokasikan dana sebesar Rp 10 milyar, kekurangannya dimintakan dukungan ke BNPB.
"Berdasar hasil survey HTI dengan helikopter bersama perusahaan HTI diketahui bahwa kebakaran sudah parah sehingga perlu dipadamkan dari udara dengan pesawat kapasitas besar, gubernur minta bantuan BNPB untuk mendukung hal tersebut," ungkapnya.
Data hotspot yang dipakai adalah data hotspot NOAA18 dari Kemenhut. Kemenhut akan memobilisasi manggala agni, polhut dan peralatannya untuk mendukung pemadaman. "KLH / BLH akan merilis data ISPU harian. KLH masih memproses hukum terhadap 7 PT yang ditetapkan tersangka pada tahun 2013," imbuhnya.
Sementara Polda Riau sudah melakukan sosialisasi dan penangkapan terhadap tersangka pembakar, sampai saat ini sudah ada 26 tersangka yang ditangkap.
[zul]