Menteri BUMN Dahlan Iskan sebenarnya sangat ingin mengikuti jalannya operasi ganti hati seorang bocah, Hafidz (7), RS Pertamedika Sentul City kemarin, (Senin, 24/3).
Namun, Dahlan tidak bisa mengikuti karena harus berangkat ke luar negeri Minggu malam (23/2) untuk mengadakan lawatan ke beberapa negara Asia seperti Jepang dan China selama sepekan.
Wartawan Tokyo TV pun gagal melakukan wawancara, karena waktunya tidak memungkinkan. Saat Tokyo TV menyampaikan rencana wawancara, Dahlan sudah keburu berangkat ke Tokyo menggunakan penerbangan internasional Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sebagai penggagas RS Pertamedika Sentul City yang akan menjadi liver center hospital di Indonesia, Dahlan sangat berharap operasi ganti hati kali ini akan menjadi tonggak penting kemajuan dunia kedokteran dalam negeri.
Hafidz sendiri jelang menjalani operasinya kemarin tak tampak ada raut kecemasan sama sekali di wajahnya yang menghitam karena livernya tidak berfungsi sempurna sejak lahir. Dalam istilah kedokteran, Hafidz dinyatakan mengidap "Alegille Syndrome".
Hafidz tetap saat akan menjalani operasi ganti hati. Hafidz akan menerima 25 persen hati milik ayah kandungnya, Sugeng Kartika, yang memiliki golongan darah A yang langka.
Hafidz bahkan masih senang bercanda. Ia tidak takut dioperasi, karena ia ingin sembuh. "Saya ingin jadi wartawan biar sering ke luar negeri," kata Hafidz kepada Hartono Sanjoto yang membuat video documenter operasi Hafidz ini.
Dokter dari Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran dan RS Pertamedika Sentul City bahu-membahu dalam operasi ganti hati pertama di RS anak perusahaan Pertamina itu.
Prof Dr Koichi Tanaka, ahli transplantasi liver dari Kyoto University pun telah tiba di Jakarta, Minggu (23/2). Tanaka ditemani sejumlah tenaga ahli medis dari Jepang dan serombongan crew dari
Tokyo TV.
Begitu tiba, Tanaka dan tim langsung bekerja. Gladi bersih dilakukan untuk mengecek setiap alat dan tahap pelaksanaan. Operasi ganti hati itu akan berlangsung cukup lama. Hafidz akan menjalan operasi mulai pukul 08.00 dan diperkirakan selesai pukul 18.00 atau selama 10 jam!
Biaya operasi ganti hati itu cukup besar, sekitar Rp 1,6 miliar. Biaya tersebut disediakan Yayasan Peduli Hati Indonesia (YPHI) yang mengelola sumbangan para dermawan dari seluruh dunia untuk Hafidz dan penderita liver lainnya yang tidak mampu.
Dahlan sendiri berpresan agar semua tim medis bisa mengambil pelajaran penting dari kehadiran Prof Dr Koichi Tanaka, yang reputasinya diakui di seluruh dunia. Tak lupa, Dahlan mengajak semua lapisan masyarakat mendoakan Hafidz dan ayahnya agar segera sehat.
[zul]