Berita

ilustrasi

On The Spot

Siang Buka Kios, Malam Gelar Lapak Di Monas

Jalan 6 Bulan, Blok G Tanah Abang Tetap Sepi
RABU, 19 FEBRUARI 2014 | 10:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Hidup segan mati tak mau. Mungkin pepatah itu tepat menggambarkan suasana pedagang di Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bagaimana tidak, hampir satu semester sejak diresmikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, pasar ini tetap sepi pengunjung. Sebagian besar pedagang, memilih tutup kios.

Sukses membersihkan ribuan pedagang dari badan jalan kawasan Tanah Abang, Jokowi menyediakan Blok G sebagai tempat penampungan. Sebanyak 968 pedagang mendapat kios ukuran 1x1 meter di lantai 2 dan 3. Mereka dibebaskan dari biaya sewa selama enam bulan pertama.

Berbagai jurus dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menarik pengunjung. Mulai dari acara musik di akhir pekan, belanja menggunakan kupon, hingga hadiah door prize mobil. Namun, usaha itu masih jauh panggang dari api. Pengunjung tetap sepi. Para pedagang yang bertahan merugi.

Azan Ashar berkumandang, Ardi penghuni kios bernomor B LO2 BCT 116, di lantai 2 Blok G terlihat tergesa-gesa menutup kios yang dia dapat dari lelang enam bulan silam. Bekas PKL di badan jalan area Tanah Abang itu siap meluncur ke Pasar Malam, di silang Monas, Jakarta Pusat.

“Ini sudah disamper kawan mau bantu dagang di sana,” ujar Ardi sembari menunjuk dua rekannya yang menanti di depan kiosnya.

Pedagang ikat pinggang itu mengatakan berjualan di Blok G hanya syarat saja. Dia sudah patah arang berharap bisa memperoleh omzet berdagang di tempat ini. Buka sejak dari jam delapan pagi hingga setengah empat sore, tak satu pun ikat pinggang terjual.

Diceritakan Ardi, selama hampir satu semester berjualan di Blok G, dagangan yang tidak laku sudah menjadi cerita pedagang di sini sehari-hari. Paling beruntung, pria asal Padang itu berujar, laku lima ikat pinggang dengan harga satuan Rp 15 ribu.

Demi memutar roda ekonomi, pemuda berkaos kuning itu mengandalkan berjualan di titik lain. Salah satunya pasar malam di Monas. Berjualan di malam hari, menurutnya, cukup untuk makan sehari-hari. Biasanya, di pasar malam dagangannya laku 5-10 ikat pinggang per hari. Untung bersih Rp 50-100 ribu bisa dikantonginya.

“Kalau tidak buka (di Blok G) takut dicoret (petugas) saya senang dapat kios. Jadi disini pagi sampai sore, lanjut lagi ke pasar malam mana saja yang buka,” katanya.

Berbagai keluhan terlontar dari Ardi selama berdagang di Blok G. Sepinya pengunjung, menjadi hal utama. Terlebih, berbagai rencana Pemprov DKI seperti membangun eskalator dan membuat akses langsung dari Stasiun Tanah Abang ke Blok G belum terealisasi. “Itu tangga di belakang baru dibangun, kalau selesai mudah-mudahan ramai,” harapnya.

Kurang dari 15 menit, seluruh dagangan Ardi yang khusus menjual ikat pinggang, masuk ke dalam kios. Kayu-kayu yang dijadikan pondasi dagangan diatas kios dilipat rapih ke dalam rolling door. Sementara, satu tas isi ikat pinggang sudah tersedia rapih untuk dijual di Monas.

Sejurus kemudian, rolling door ditutup dan digembok. Saking terburunya, sebuah bangku plastik lupa dimasukkan. Dengan tersenyum, Ardi kembali membuka tempat penyimpanan dagangannya, memasukkan kursi, dan mengunci kembali. Dengan langkah agak cepat, Ardi beserta seorang temannya meninggalkan Pasar Blok G.

Pemantauan Rakyat Merdeka, ratusan kios di lantai 2 Blok G terlihat banyak yang tutup. Yang bertahan hingga menjelang sore tidak lebih dari 25 kios. Yang lain, memilih tutup lebih cepat, atau memang sudah berhenti berdagang di sini.

Lebih parah lagi, kondisi di Lantai 3. Hampir seluruh kios tutup. Yang buka hingga jam 4 sore dapat dihitung jari. Sejauh mata memandang, kios-kios tutup terlihat. Lampu penerangannya pun mati. Kalau pun terlihat kerumunan orang, adalah sesama pedagang yang bercengkrama usai menutup kios.

Meski terlihat sepi, kondisi pasar terlihat bersih, hampir setiap sudut terdapat petugas kebersihan. Selain itu, petugas satpam berseragam putih hitam terlihat wara-wiri mengecek kios yang memang sepi.

Mati surinya Pasar Blok G hampir satu semester diamini Wakil Kepala Pasar Blok G, Warno. Dia pun dibuat pusing lantaran berbagai upaya meramaikan pasar ini belum menuai hasil. Namun dia optimistis, pasar akan segera ramai setidaknya menjelang lebaran Juli Mendatang.

“Kalau lebaran biasanya Tanah Abang ramai, mudah-mudahan ramainya sampai kemari,” ujar Warno di meja kerjanya, lantai 4 Blok G, Pasar Tanah Abang.

Warno menceritakan saat ini pihak PD Pasar Jaya sangat fleksibel dengan pedagang. Bagi mereka yang ingin menutup toko lebih cepat, diizinkan. Namun, bagi pedagang yang tidak berjualan satu minggu berturut-turut atau 20 hari selama satu bulan tidak berdagang, diberikan Surat Peringatan (SP).

Alhasil, sebanyak 63 pedagang terkena SP berupa telah cukup lama tak berdagang. Mereka menempati 11 kios di lantai 1, 13 kios di lantai 2, dan 39 kios berada di lantai 3. Bahkan, tiga di antaranya ada yang sempat berniat hengkang dari Blok G. Namun meminta kembali berjualan, dan diperbolehkan.  “Kita buat perjanjian ber-materai. Kalau ngga begitu, bisa berabe,” ujar Warno.

Meski Blok G sepi pembeli, pria berseragam cokelat itu, meyakinkan para pedagang agar tetap semangat berjualan di Blok G. Dia berani menjamin tidak ada satu pun pedagang yang ingin meninggalkan kios yang diperoleh dari hasil lelang ini untuk kembali ke jalan.

Saat ini, pihak pasar terus berupaya membangun citra Blok G sebagai tempat belanja yang nyaman, dengan membangun eskalator di lantai dasar menuju setiap lantai. Selain itu membangun tangga di bagian belakang blok. Tidak hanya itu, iuran per hari sebesar Rp 4000, tidak terlalu digalakkan.

“Dari semua pedagang, paling per-hari hanya 100 kios yang bayar. Kita lunak sekarang, jualan di tempat lain asal resmi juga boleh. Ya baiknya di Blok G tetap buka dijaga saudaranya, baru dia jualan tempat lain,” sarannya.

Pedagang Pasar Senen Diundang Ramaikan Blok G

Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwana Joga menilai Pemprov DKI Jakarta tidak fokus menata pedagang kaki lima di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta. Alhasil tempat relokasi ini masih sepi pembeli hingga kini.

“Pemerintah tidak fokus ke masalah barang dagangan yang dijual pedagang. Seharusnya, itu yang jadi fokus utama penataan,” ujar Nirwana seperti dikutip Kompas.com.

Blok G tetap sepi, menurut dia, lantaran barang-barang yang dijual adalah barang yang umum didapatkan masyarakat di tempat lainnya.  “Secara psikologis, pembeli berpikir, ngapain beli sesuatu jauh-jauh di lantai tiga lantai dua sementara di pinggir jalan lain ada. Artinya, pemerintah harusnya fokus juga menata barang dagangan. Jangan asal memindahkan saja,” ujarnya.

Jika persoalan barang dagangan itu belum menjadi perhatian serius, Nirwana yakin sejumlah program penarik pengunjung, seperti pembagian doorprize, pembangunan jembatan penghubung antarblok, pemasangan eskalator serta elevator di dalam Blok G, tidak ada gunanya.

“Harusnya fokus dulu pada apa yang dibutuhkan pedagang. Nah, itu yang difasilitasi. Setelah itu ditata, baru deh pengawasan diperketat. Fasilitas dibangun. Jangan sebaliknya,” ujarnya.

Pemprov DKI memang tengah merancang agar Blok G menjadi pasar tematik.  “Kalau mereka (pedagang Blok G) nggak tematik, ya nggak (menarik). Kayak pedagang sablon-sablon di Senen, orang kan pada datang. Nah, kita mau mengarah ke situ,” ujar Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, kemarin.

Sesuai instruksi gubernur, pedagang sablon di kawasan Senen, Jakarta Pusat kini tengah sedang diarahkan untuk bisa berjualan di Blok G Tanah Abang. Selain itu, menurut Basuki yang biasa disapa Ahok itu, kreativitas para pedagang Blok G juga dibutuhkan agar menarik pembeli. Tak melulu mengandalkan Pemprov DKI.

Sementara renovasi fisik gedung Blok G, penambahan fasilitas, promosi, serta pembangunan jembatan penghubung ke Blok F dan escalator serta lainnya telah diupayakan. “Ya makanya kalau mau laku, ya harus tematik. Kalau mereka sendiri nggak kreatif, ya nggak bisa,” tutur Ahok.

Namun, jika ternyata pedagang Blok G bersikukuh keluar dari bangunan pasar tersebut, Ahok mengingatkan agar mereka tidak kembali ke jalan. Pedagang yang berjualan di jalan bakal dikenai sanksi dan denda ketertiban umum. “Silakan keluar. Tapi kalau ke jalan lagi, kita denda! Nanti saya mau rapat sama Pak Djangga Lubis (Dirut PD Pasar Jaya) untuk pengarahan,” pungkas Ahok.

Berjualan Baju Diselingi Kopi
Mereka Bertahan Di Blok G

Toko Pakaian Engkong. Begitulah tulisan di papan nama kayu di lantai 2 Blok G Pasar Tanah Abang. Sebanyak dua kios digabung jadi khusus menjual baju wanita. Sebanyak 25 manekin dipajang berbalut pakaian wanita untuk menarik pembeli.

Posisi tokonya cukup strategis, berada di bibir lingkaran dalam Blok G. Jika eskalator selesai dibangun, maka pengunjung langsung menatap kios engkong. Namun, sepanjang Senin lalu, tak sepotong baju pun yang terjual.  Satu potong baju dihargai Rp 25 ribu.

Husni, pria berusia 60 tahun yang akrab disapa engkong itu terlihat merapihkan barang dagangannya.  Satu per satu manekin diturunkan, dan dimasukkan ke dalam rolling door.

Diceritakan, dua kios menjadi satu bukanlah karena dia dapat dua kios. Namun, tetangganya itu tidak kunjung datang untuk mengisi kios. Dengan seizin empunya kios, dia menggabungkan menjadi satu kios.

“Saya bayar (uang harian) dua ngga apa-apa rugi. Saya mau nunjukin kalau saya semangat dagang,” ujar Engkong.

Semangat itu ingin dia tunjukkan kepada rekan-rekannya yang mulai malas berdagang di Blok G lantaran sepi pembeli. Baginya, mereka yang tidak bertahan di saat rugi belumlah bermental pedagang sejati. “Yang seumur jagung dagang terus pindah itu ada banyak,” katanya sembari menunjukkan kios di sekelilingnya yang sepi.

Pria tua yang bermukim di Slipi, Jakarta Barat itu enggan mengeluh. Dia berupaya mencari akal agar dagangannya laku. Selain menyulap dua kios menjadi satu, dia pun berjualan kopi dan rokok untuk mencari tambahan uang. Warung kopinya, berada di depan kios.

Termasuk ‘orang lama’ di Tanah Abang, bekas pedagang kaki lima yang direlokasi ini menjadi tempat curhat pedagang yang menempati di lantai 2. Setiap pedagang yang mampir, biasanya membeli kopi maupun rokok. Alhasil, Engkong meraup untung cukup dari berjualan kopi. Dalam sehari, bisa mendapat untung Rp 50 ribu.

Menempati Blok G enam bulan silam, Engkong terkejut dagangannya laku tidak lebih dari 5 potong sehari. Namun, kondisi itu baginya adalah cambukan bagaimana dia dapat menarik pengunjung. Biar sepi, menurutnya ada saja calon pembeli yang lihat-lihat di kiosnya. “Wajarlah sepi, namanya juga usaha. Pedagang harusnya ngerti,” katanya.

“Pedagang Yang Keluar Tidak Bisa Balik Lagi“…”

Berbagai daya upaya telah dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk meramaikan Blok G Pasar Tanah Abang. Hampir satu semester pascapenertiban pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang, Blok G yang menjadi tempat relokasi tak juga ramai pembeli.

Salah satu cara yang ditempuh Pemprov DKI untuk menarik minat pengunjung pasar itu adalah dengan mengadakan undian berhadiah mobil. Mobil itu akan diundi pada akhir bulan ini. “Ada hadiah. Hadiahnya juga mobil bukan main-main. Mal apa hadiahnya? Paling kulkas,” ujar Jokowi sapaan akrab Joko Widodo di Balaikota Jakarta, Senin.

Kemudian, lanjut Jokowi, progres terdekat untuk meramaikan Blok G yakni dengan membangun jalan penghubung antar blok di Pasar Tanah Abang. Termasuk, pengadaan eskalator sebagai penghubung antar lantai di blok tiga lantai itu.

“Ini kan eskalator hampir dimulai. Jalan penghubung dari Blok A, Blok B, juga sudah dimulai. Itu (pedagang) yang di lantai tiga mau keluar silakan. Tapi kalau sudah ada eskalator, jangan minta kembali lagi  lho,” katanya.

Selain itu, Pemprov DKI telah menjalin kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembangunan jalan penghubung antara Blok G dengan Stasiun Tanah Abang. Menurut Jokowi, PT KAI menyambut baik rencana itu dan kemungkinan akan direalisasikan tahun ini.

Atas upaya-upaya yang dilakukan jajaran Pemprov DKI Jakarta, sang gubernur meminta para pedagang di Blok G Pasar Tanah Abang tidak mengeluh dan kebih kreatif menarik para calon pembeli.

“Yang namanya pedagang itu harus kreatif. Jangan soal kurang pembeli, gubernur yang urus. Untuk meramaikan Blok G, itu sudah semua ‘jurus’ kita gunakan, tapi juga tidak secepat itu,” pungkasnya.

Pemantauan Rakyat Merdeka, pembangunan eskalator di Blok G Pasar Tanah Abang terletak di pintu masuk lantai dasar. Lokasi tempat bermain anak berupa komedi putar telah tiada. Digantikan dengan segitiga besi penyangga katrol untuk mengambil sample tanah. Di lokasi ini akan dibangun escalator. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Anak Usaha Telkom Hadirkan DreadHaunt, Gim Bergenre Survival Horror

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:57

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

2 Jam 1 Meja

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:40

Dua Mantan Pegawai Waskita Karya Digarap Kejagung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:38

KPK Sita 7 Mobil dan Uang Rp1 Miliar usai Geledah 10 Rumah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:24

Bareskrim Bakal Bongkar Puluhan Artis dan Influencer Terlibat Promosi Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:42

Mudahkan Warga Urus Paspor, Imigration Lounge Kini Hadir di Mal Taman Anggrek

Rabu, 09 Oktober 2024 | 00:19

KPK Cekal 5 Tersangka Korupsi Pencairan Kredit Usaha Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:52

Polisi Tangkap Penyekap Bocah 12 Tahun Selama Seminggu di Kalideres

Selasa, 08 Oktober 2024 | 23:42

KPK Usut Dugaan Korupsi Pencairan Kredit Usaha BPR Bank Jepara Artha

Selasa, 08 Oktober 2024 | 22:52

Selengkapnya