Berita

jenderal moeldoko/net

Pertahanan

Panglima TNI: Tidak Ada Tekanan dari Negara-negara Tetangga

SENIN, 10 FEBRUARI 2014 | 18:26 WIB | LAPORAN:

Komisi I DPR RI mencermati hubungan yang sedikit memanas antara Indonesia dengan beberapa negara tetangga seperti Australia, Singapura dan Papua Nugini.

Hubungan dengan Australia terkendala kembali terkait isu imigran gelap, hubungan dengan Singapura memanas terkait penamaan KRI Usman-Harun, sedangkan hubungan baik dengan Papua Nugini diganjal kasus pembakaran kapal cepat nelayan asal Marauke, Papua, sampai tenggelam di Perairan Muara Kali Torasi, oleh Tentara Papua New Guinea (PNG), Kamis lalu (6/2).

"Ada sesuatu yang perlu kita cermati. Belum selesai dengan Australia, bahkan cenderung semakin rumit. Lalu tiba-tiba ada satu kasus dari Singapura yang tiba-tiba mengangkat kasus lama. Ini ada apa? Belum disusul kasus PNG. Belum pernah ada sejarahnya militer PNG melakukan hal itu terhadap nelayan sipil kita," ujar Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).


Tiga kejadian yang terpisah tetapi terjadi dalam waktu yang berdekatan itu seolah punya benang merah. Hal itu ia sampaikan ke Panglima. Apakah ada satu skenario untuk menekan Indonesia sejumlah negara melalui beberapa kasus itu?

Namun, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan memanasnya hubungan dengan beberapa negara tetangga merupakan hal yang biasa.

Moeldoko tidak melihat adanya benang merah antara tekanan politik tertentu dengan tiga peristiwa tersebut. Dia hanya mencontohkan, jika seseorang terkena satu ujian maka akan merembet ke ujian berikutnya.

"Ada dingin, ada panas. Dingin sedang banjir. Ada panas juga. Ya biasalah itu. Panas dingin kan biasa. Tidak ada (tekanan). Biasanya begini, kalau orang lagi kena musibah itu beruntun itu. Habis kesandung, terus nabrak lagi," ungkap Moeldoko usai rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (10/2).

Dia juga mengatakan, kejadian demi kejadian yang menimpa Indonesia ini merupakan ujian. Namun, pihaknya akan tetap siaga di beberapa wilayah perbatasan. Antisipasi ini tetap dilakukan, meski sebenarnya dia melihat tidak ada permasalahan yang berarti.

"Panglima TNI masih bisa begini berarti kan tidak ada persoalan dalam konteks militer. Hanya kesalahpahaman saja dalam mempersepsikannya," kata Moeldoko. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya