Berita

jenderal moeldoko/net

Pertahanan

Panglima TNI Tidak Terima Usman dan Harun Disebut Teroris

SENIN, 10 FEBRUARI 2014 | 12:28 WIB | LAPORAN:

Penamaan KRI Usman-Harun telah melalui diskusi yang panjang sebelum diputuskan menjadi salah satu identitas kapal perang Republik Indonesia.

"Nama ini tahun 2012, bulan 12, tanggal 12 sudah diputuskan. Sebelumnya melalui diskusi yang panjang," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko kepada para wartawan di gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/2).

Menanggapi keberatan Singapura terhadap kebijakan penamaan itu, Moeldoko hanya menyatakan bahwa itu hak Singapura. Namun hal itu tidak akan mengubah sikap Indonesia untuk mempertahankan nama dua pahlawan Indonesia yang dihukum gantung oleh pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968 itu.

"Tidak akan berubah, tetap Usman-Harun," tegasnya menanggapi polemik penamaan KRI Usman Harun.

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko juga menegaskan bahwa dirinya tidak dapat menerima jika Usman dan Harun dinyatakan sebagai teroris oleh Singapura. Penegasan Panglima itu menanggapi pernyataan pemerhati keamanan Singapura, David Boey, yang menulis dalam surat kabar Strait Times bahwa Usman dan Harun pernah melakukan perbuatan terorisme di Singapura.

"Satu hal, saya tidak menerima kalau Usman Harun dinyatakan sebagai teroris. Mereka adalah aktor negara, marinir," pungkasnya.

Harun Said dan Usman Haji Mohammed Ali adalah dua tentara Indonesia yang berhasil menyusup masuk ke Singapura untuk menyerang simbol musuh. Saat itu, Indonesia sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.

Usman dan Harun, pada 10 Maret 1965 dinihari, meletakkan bom seberat 12,5 kilogram di lantai 10 Hotel Mac Donald, yang berada dekat Stasiun Dhoby Ghaut. Hotel yang banyak dihuni warga Inggris ini meledak, dan menewaskan tiga orang. Sementara 30 orang lainnta mengalami luka-luka. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

UPDATE

Prabowo Jangan Pilih Jaksa Agung Hedon Seperti ST Burhanuddin

Minggu, 13 Oktober 2024 | 16:00

40 Negara Asal Pasukan Perdamaian PBB Kutuk Serangan Israel di Pangkalan UNIFIL

Minggu, 13 Oktober 2024 | 15:56

Marak Spanduk 'Terima Kasih Jokowi, Selamat Bekerja Prabowo-Gibran', Pengamat: Emas Tetap Emas

Minggu, 13 Oktober 2024 | 15:48

Tiga Hari Hilang di Hutan, Warga Labuhanbatu Utara Ditemukan Selamat

Minggu, 13 Oktober 2024 | 15:41

Kemenag: Tidak Larang Pernikahan di Hari Libur

Minggu, 13 Oktober 2024 | 15:24

Batalkan Ekspor Pasir Laut, Prabowo akan Dikenang Presiden Peduli Lingkungan

Minggu, 13 Oktober 2024 | 15:04

Peparnas XVII Dongkrak Kunjungan Wisatawan di Solo

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:54

Jelang KTT SCO, Pakistan Karantina Islamabad

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:40

Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Aceh

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:34

Mampu Majukan Morowali, Anwar Hafid Diharapkan Tularkan Kesuksesan Bangun Sulteng

Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:06

Selengkapnya