Berita

Pertahanan

Jenderal Moeldoko: Prajurit TNI Harus Berpikir Progresif

SENIN, 13 JANUARI 2014 | 19:10 WIB | LAPORAN:

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko didampingi KSAD Jenderal Budiman, KSAL Laksamana Marsetio, dan KSAU Marsekal I.B. Putu Dunia resmi menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI tahun 2014 di gedung Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, (Senin, 13/1).
 
Dalam amanatnya, Jenderal Moeldoko menyampaikan bahwa TNI harus membangun semangat baru untuk berubah dari pemikiran tradisional ke arah yang lebih progresif tetapi tetap mempertahankan tradisi dan jati diri TNI.

"Pahami, lanjutkan dan implementasikan program reformasi birokrasi TNI di satuan masing-masing secara berkelanjutan pada aspek doktrin, struktur dan administrasi, khususnya aspek kultur dan mindset personel TNI, baik dalam konteks tugas dan jabatan maupun dalam konteks peran TNI dalam membangun komunikasi sosial," papar Moeldoko.

Hal ini penting untuk menjadi perhatian para perwira karena reformasi birokrasi TNI merupakan roh yang harus menjiwai semua kebijakan, program dan kegiatan serta sistem organisasi TNI yang akan digerakkan. Termasuk, jelas Moeldoko, upaya mengeliminasi ego sektoral dan dalam rangka mewujudkan motto Bersama Rakyat TNI Kuat.

Dalam kaitan kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan pokok minimum TNI, ia juga menekankan kepada staf perencana di jajaran TNI, untuk menyusun rencana pengembangan kekuatan (bangkuat) dan pengembangan kemampuan (bangpuan) secara cerdas dalam koridor interoperabilitas TNI. Salah satunya dengan menghidupkan kembali dewan kebijakan penentu (wanjaktu) alut dan alusista. Kemudian, kepada staf wasrik di jajaran TNI untuk mengawal segala kebijakan, program dan kegiatan TNI agar terhindar dari kecenderungan penyimpangan, sekaligus sebagai upaya meningkatkan public image bahwa TNI telah profesional.
 
"Tingkatkan hubungan kerja dan sinergitas usaha dengan pemerintah daerah dan Polri, baik dalam konteks tugas dan optimalisasi peran TNI, serta hal lain bagi kepentingan organisasi," tegasnya.

Hal ini juga dipandangnya penting untuk menjadi modal bagi keberadaan TNI di tengah masyarakat dalam percepatan penyelesaian persoalan, baik bagi kepentingan pemerintah daerah dan Polri maupun bagi kepentingan TNI, termasuk dalam mempertahankan aset pertanahan TNI dan penyelesaian sengketa lahan TNI dengan masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat secara persuasif.

Pada sisi lain, Moeldoko juga meminta tiap personel TNI untuk mempelajari peraturan perundangan di pusat dan di daerah. Tujuannya untuk mencari peluang pelibatan peran TNI lebih dalam di daerah, seperti peluang Instruksi Presiden 2/2013. Dengan begitu, kepentingan TNI dapat diakomodasi dan menjadi bagian dari APBD. Disamping itu pula mencari beberapa peluang dari instansi lainnya guna optimalisasi peran TNI di wilayah perbatasan dan pulau terluar/terdepan sebagai bagian dari percepatan pembangunan nasional dan pembangunan di daerah.
 
"Pahami early warning system TNI adalah intelijen dan teritorial," tekan Moeldoko.

Apapun kegiatan dan tugas TNI akan sangat tergantung kepada kemampuan intelijen dan kemampuan teritorial. Kemampuan tersebut harus dimiliki oleh setiap personel intelijen dan personel teritorial.

"Intelijen dan teritorial harus mampu menciptakan kondisi dan mengkondisikan kondisi untuk digunakan bagi kepentingan peran dan tugas TNI," jelas Moeldoko.[wid]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

UPDATE

Dana Kampanye Pilwalkot Palembang Maksimal Rp64 Miliar

Senin, 14 Oktober 2024 | 02:00

Bertemu Prabowo-Gibran di Solo, Jokowi: Diskusi Akhir Pekan

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:41

Maruf Amin Ingin Pelantikan Prabowo Dipercepat

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:29

Jojo Gagal Juara Arctic Open 2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:22

Teddy Kardin Geolog yang Berani Bentak Balik Prabowo

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:58

Nurul Arifin Pastikan Arfi-Yena Sudah Punya Modal 366 Ribu Suara

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:43

Nasdem Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:25

Raih 161 Medali Emas, Jawa Tengah Kembali Juara Umum Peparnas

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:59

Banjir di Aceh Selatan Bikin Jalan Nasional Lumpuh

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:46

Gelar Rakorwil, Nasdem Jatim Targetkan Khofifah-Emil Menang Besar

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:25

Selengkapnya