Berita

ilustrasi/net

Negara harus Selamatkan Petani dan Pedagang Tradisional

JUMAT, 20 DESEMBER 2013 | 13:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pasar tradisional bisa hilang tergusur karena semakin mengguritanya pasar-pasar modern seperti supermarket ataupun minimarket. Bisnis retail ini menjadi rantai distributor kelas besar berskala nasional ataupun internasional yang umumnya menguntungkan pemain modal besar.

"Dampak dari free trade, ya memang semacam ini. Siapa bermodal besar tentunya bisa punya pengaruh lebih besar di pasar," jelas tokoh pemuda Jakarta, Rommy (Jumat, 20/12).

Untuk itulah, menurut bekas aktivis Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) ini, diperlukan peran negara untuk menyeimbangkannya dengan mengusung tema fair trade. Mengupayakan agar pemain kecil juga bisa ikut menikmati dan bermain juga.  "Misal, pemain besar bisa merangkul petani-petani dengan membeli dengan harga yang menguntungkan petani, lalu menjual juga dengan harga yang wajar," ungkap calon anggota DPD dari Jakarta ini.


Dia menjelaskan, dalam hal ini Vietnam layak dicontoh. Di negara tersebut, bisnis retailer membuat program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan cara melatih petani agar hasil panennya punya kualitas bagus, bersih, sehingga pihak retailer bisa membeli hasil dari petani kecil ini untuk dipasok di supermarket/mini market mereka. Ini yang dinamakan simbiosis mutualisme, dan ada pemenuhan tanggung jawab sosial dari pihak corporate.

"Nah, fungsi corporate yang baik semacam ini kan seribu satu lah kita temukan alias langka. Untuk itulah, fungsi pasar tradisional masih menjadi andalan bagi petani-petani kecil dan lokal untuk menyalurkan hasil panennya," imbuh Rommy.

Untuk memproteksi petani kecil dan lokal serta pedagang di pasar tradisional, peran pemerintah di Jakarta sangat diperlukan. Yang utama adalah melestarikan keberadaan pasar tradisional. Selanjutnya, mengembangkan/merevitalisasi pasar, yang tadinya terkesan kumuh, becek, lecek, yang membuat orang malas untuk berbelanja di pasar.

"Jika dibuat bersih, nyaman dari terpaan hujan/panas, pasar tradisional bisa jadi nyaman untuk tempat tongkrong banyak orang. Ini tentunya kebijakan pro-poor yang sangat riil, berpihak pada pedagang kecil, petani kecil dan lokal, serta masyarakat," demikian Rommy. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya