Langkah tegas Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang memperberat hukuman Irjen Djoko Susilo, dari 10 tahun penjara menjadi 18 tahun penjara, harus didukung KPK dengan langkah nyata. Karena Ketua KPK Abraham Samad jangan sampai tidak tebang pilih dan hanya mengorbankan Djoko Susilo dalam kasus korupsi proyek pengadaan simulator SIM tersebut.
"Abraham harus mendorong KPK agar segera menetapkan tersangka baru untuk menuntaskan kasus aliran dana korupsi simulator SIM ke sejumlah jenderal Polri lainnya, ke Primkopol maupun kepada sejumlah anggota DPR," tegas Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane pagi ini (Kamis, 19/12).
Karena menurutnya, KPK tidak bisa begitu saja melupakan kasus ini dengan hanya menjerat Djoko Susilo, mengingat fakta-fakta di persidangan Tipikor sudah terungkap adanya aliran dana ke Itwasum Polri, Primkopol maupun kalangan DPR.
Para tersangka lain dalam kasus simulator SIM, seperti Budi Santoso, Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA), juga diharapkan membuka secara transparan kemana saja dana korupsi Simulator SIM dialirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah ada jenderal lain menerima aliran dana simulator SIM, sehingga ada sejumlah perwira Polri sempat pasang badan dan melakukan penyerbuan, pengepungan, serta kriminalisasi pada KPK beberapa waktu lalu saat kasus itu pertama kali mencuat.
"Bagaimana pun misteri pengepungan dan penyerbuan gedung KPK harus diungkap tuntas. Para tersangka diharapkan mau mengungkap aliran dana Simulator SIM ke perwira Polri lain. Tujuannya agar terungkap apakah aliran dana tersebut ada kaitannya dengan penyerbuan dan pengepungan terhadap KPK beberapa waktu lalu," tandasnya.
[zul]