Berita

JELANG PEMILU 2014

Batalkan Dana Pengamanan yang Bikin Merinding

SELASA, 17 DESEMBER 2013 | 18:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pesta demokrasi 2014 dirasakan semakin mirip pesta menguras dana negara. Selain yang pokok, yakni dana penyelenggara pemilu, pihak keamanan dan pemerintah pun seperti memanfaatkan pemilu untuk menguras uang negara.

"Khususnya, dana yang dimintakan oleh Polri sebanyak Rp 3,5 triliun membuat kita benar-benar geleng-geleng kepala. Belum lagi pihak TNI yang meminta hingga Rp 100 miliar," ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, kepada wartawan, Selasa (17/12).

Kata Ray, terlalu mudah lembaga-lembaga negara tersebut menyebut angka-angka seperti seolah tidak berkorelasi dengan kemiskinan rakyat Indonesia.


"Mendengar nilainya saja, kita sampai merinding. Bukan saja karena nilainya begitu fantastis, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar soal keamanan  pemilu 2014," katanya.

Permintaan dana besar ini seperti berkorelasi dengan pernyataan presiden sebelumnya bahwa ada ancaman keamanan pemilu 2014. Jika memang begitu, baik Polri maupun presiden semestinya menjelaskan model-model ancaman dan kira-kira siapa pelakunya. Dengan begitu, sejak dini bisa mengantisipasi ancaman tersebut dan dengan sendirinya juga dapat mengurangi biaya pengamanan.

Dia juga sayangkan ada permintaan dari TNI untuk biaya pengamanan yang sama. Satu permintaan yang jelas-jelas tidak pada tempatnya. TNI tidak ditugaskan untuk mengamkan pemilu. Sekalipun ia diminta bantuan untuk pengamanan pemilu, sejatinya itu berada di bawah koordinasi kepolisian. Dengan begitu, dana pengamanan yang di tangan kepolisian juga dengan sendirinya melingkupi dana perbantuan tersebut.

"TNI tidak perlu meminta dana pengamanan sendiri, karenà memang hal ini bukan tupoksi mereka. Permintaan Rp 100 miliar itu harus diabaikan. Angka Rp 3,5 triliun sendiri terlalu boros," jelasnya.

Sebab, lanjut Ray, ada dua pengandaian di dalamnya. Seauh yang dialami, pemilu-pemilu orde reformasi minim dengan kekerasan. Malah pengamanan yang berlebihan justru dapat jadi ancaman psikologis bagi para pemilih.

Kedua, dengan sendirinya, tidak perlu ada pergerakan aparat polisi yang signifikan. Pengamanan yang bersifat minimum tak perlu mengucurkan dana sampai Rp 3,5 triliun.

"Pertambahan pemilih dan TPS mestinya tidak jadi alasan pembengkakan dana pengamanan mencapai dua kali lipat dari 2009. Karena itu, Lima Indonesia mendesak batalkan dana Rp 3,5 triliun dan Rp 100 miliar untuk pengamanan," ujarnya.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya