Berita

foto: net

Bisnis

Anggota Komisi VII Akui Perpecahan Soal Open Access Pipa Gas

JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | 14:08 WIB | LAPORAN:

Sikap anggota Komisi VII DPR terpecah terkait isu penggunaan bersama pipa distribusi gas (open access) milik PT.PGN.

"Sikap anggota VII memang terpecah," kata anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Mulyadi, kepada wartawan di gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (13/12).

Menurut dia, hal itu sebenarnya bisa dilihat dari beberapa draf kesimpulan rapat dengan PGN dan Pertamina  yang dibatalkan karena adanya ketidaksepakatan mengenai isu tersebut.


"Masyarakat bisa melihat sendiri jalannya rapat dan silakan masyarakat menyimak siapa yang menentang dan menyetujui tentang open acces itu,” ujar Mulyadi.

Sebelum ada keputusan menteri (Kepmen) mengenai open access itu, terangnya, PGN sudah memberikan penggunaannya untuk pihak lain. Jadi, kegiatan itu sudah dilakukan sebelum Kepmen keluar.

"Kepmen hanya memayungi aktivitas PGN selama ini," tambahnya.

Mulyadi menjelaskan, jalannya rapat dengan PGN dan Pertamina terkait isu open access juga agak janggal, karena dihadiri banyak pegawai Petral yang selama ini dikenal sebagai anak perusahaan Pertamina. Padahal, yang diundang rapat adalah Pertamina dan PGN.

"Yah ini memang unik. Kita undang Pertamina dan PGN, yang banyak hadir justru orang-orang dari Petral," tambahnya.

Dia tak bisa memaastikan apakah kehadiran orang-orang Petral itu berkaitan dengan isu permainan broker BBM di Petral dan kini kabarnya ikut bermain dalam bisnis gas. Dia katakan, selama ini belum ada laporan tertulis dari masyarakat mengenai hal itu dan berharap masyarakat yang memiliki informasi mengenai hal ini segera melaporkannya kepada DPR.

"Kalau memang keputusan open access itu merugikan, maka kita akan stop," tegasnya.

Terkait masih banyaknya masalah dalam UU Migas saat ini yang sangat liberal, dirinya menegaskan bahwa pembahasan revisi UU Migas sedang dipercepat. Komisi VII juga berencana untuk memanggil Menteri ESDM.  [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya