Berita

ilustrasi, gula rafinasi

Bisnis

Harga Si Manis Makin Anjlok, Petani Ancam Sweeping Pasar

Bulog Diminta Segera Ambil Alih Penyaluran Gula Rafinasi
JUMAT, 13 DESEMBER 2013 | 10:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Terus bocornya gula rafinasi ke pasar tradisional membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan turun tangan. Dia meminta Perum Bulog mengambil alih penyaluran gula rafinasi.

Dahlan mengatakan, saat ini Perum Bulog diminta untuk menyalurkan raw sugar atau gula rafinasi kepada pabrik-pabrik gula BUMN di Indonesia.

“Dengan demikian kebocoran raw sugar di pasar bebas itu bisa lebih dikendalikan,” kata Dahlan di Kantornya, kemarin.


Apalagi, perembesan gula rafinasi di pasar menyebabkan jatuhnya harga gula konsumsi yang diproduksi petani sehingga menyebabkan mereka kesulitan bersaing di pasaran.
Bekas Dirut PLN itu mengatakan, Bulog telah mendapakan perizinan impor gula rafinasi dari regulator, yaitu Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun, impor tersebut baru dapat dilakukan Bulog pada 2014.

Ditanya berapa banyak Bulog boleh melakukan impor, Dahlan menyebut sekitar 350 ribu ton.

Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur meminta  Kemendag mengumumkan hasil audit perembesan gula rafinasi di pasar tradisional pada periode 2011 hingga 2013. Menurutnya, pemerintah wajib mengumumkan hasil audit tersebut sebelum mengeluarkan izin impor gula rafinasi baru.

Dia mengatakan, izin impor gula rafinasi akan menjadi malapetaka bagi industri gula yang dihasilkan petani karena membuat harga gula petani hancur.

“Kita tahu gula rafinasi hanya diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman, bukan untuk dikomsumsi konsumen. Apalagi gula rafinasi menghancurkan harga gula petani di dalam negeri,” ujar politisi Golkar ini.

Natsir menilai, karut-marut di manajemen gula nasional terjadi karena pemerintah sendiri yang melanggar undang-undang dan kebijakan menteri sehingga menimbulkan kekacauan di pergulaan ini.

Dia mengatakan, banyak kasus pergulaan yang timbul malah diabaikan pemerintah, dalam kaitan ini adalah Kemendag.

Lemahnya tindakan pemerintah terhadap peredaran gula rafinasi membuat petani di daerah mengancam melakukan sweeping ke pasar tradisional untuk mencari gula rafinasi karena menurunkan harga gula petani.

Ketua Kelompok Petani Tebu Argo Rosan Kabupaten Bantul, Yogyakarta Zainuri mengeluhkan harga “si manis” yang sangat anjlok tahun ini bila dibandingkan dua tahun lalu.

Ia menuding munculnya gula rafinasi di pasar tradisional sebagai salah satu biang keladinya. ”Harga gula anjlok sekali dibandingkan 2011,” keluhnya.

Karena harga gula yang sangat anjlok, Zainuri mengatakan,  petani tebu berinisiatif melakukan sweeping alias sidak ke beberapa pasar tradisional. Mereka menemukan gula rafinasi beredar di pasar tradisional.

Karena itu, dia meminta tindakan tegas dari pemerintah terkait gula rafinasi. Sanksinya seharusnya tidak cuma harus dibatasi impor saja. “Harus ada sanksi berat. Kalau cuma diawasi ya nggak mempan,” tandasnya.

 Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krishnamurti mengaku bilang, pihaknya menunggu hasil audit terkait bocornya gula rafinasi di pasaran. “Kita masih menunggu hasil audit,” kata Bayu.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi menambahkan, alokasi gula rafinasi pada 2014 akan dinaikkan 5 persen seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya