. Aksi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono diyakini terjadi lantaran Indonesia menjadi antek pasar bebas. Persoalan itu, juga diyakini karena lemahnya pemimpin bangsa ini.
Begitu dikatakan Anggota DPD RI Poppy Darsono pada diskusi DPD bertema ‘Menakar hubungan Indonesia-Australia pasca penyadapan’ di gedung DPD, Rabu (27/11).
Bagi dia, sebagai antek pasar bebas, Indonesia terus dikontrol asing sehingga memudahkan terjadinya aksi penyadapan.
"Seharusnya kita yang mengontrol pasar bebas itu. Untuk itu ke depan dibutuhkan pemimpin yang progressif yang mampu menjaga NKRI berserta kekayaan alamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," katanya.
Padahal, masih kata dia, Indonesia adalah negeri kaya raya. Poppy mengibaratkan Indonesia bak gadis cantik molek yang diincar oleh banyak negara di dunia. Tapi, kecantikan yang dimiliki justru tak dijaga, dan malah dikuasai oleh pihak asing. Apalagi, dalam sektor kekayaan alam.
"Sehingga sulit menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat secara politik, ekonomi, maupun budaya. Kita terancam kehilangan identitas, sehingga juga mudah disadap,†sambung Poppy Darsono.
Hadir dalam diskusi ini pembicara lainnya, Peneliti LIPI Jaleswari Pramodhawardani, dan anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya.
[sam]