Berita

foto: net

Pertahanan

Petinggi Nasdem: Tidak Akan Ada Perang Indonesia-Australia

SABTU, 23 NOVEMBER 2013 | 08:50 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah atas penyadapan telepon yang dilakukan badan intelijen Australia terhadap dirinya dan sejumlah pejabat penting Indonesia lain. Sampai sekarang pemerintah RI masih menanti penjelasan dan permintaan maaf secara resmi dari pemerintah Australia.

Kemarahan SBY disusul kebijakan, salah satunya, penghentian latihan militer antara Indonesia dan Australia. Langkah tegas SBY itu memunculkan dugaan akan terjadi kontak senjata antara Indonesia dan Australia. Menanggapi respons yang berlebihan tersebut, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Tedjo Edhy menegaskan, tidak akan terjadi perang antara Indonesia dan Australia karena proses menuju perang sangatlah panjang.

Lebih jauh Tedjo mengatakan, memang Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan Australia dalam segi pasukan. Namun tidak demikian halnya dengan kecanggihan peralatan dan teknologi.


"Tidak akan ada perang antara Indonesia dan Australia. Apalagi tindakan penyadapan yang dilakukan Australia adalah hal yang lazim terjadi di banyak negara,: ujar tegas pria yang kini menjadi Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Partai Nasdem itu, lewat rilisnya (Sabtu, 23/11).

Kendati demikian, pemerintah Indonesia harus tetap berupaya membangun kekuatan militernya agar menjadi lebih baik untuk menanggulangi ancaman negara tetangga yang mungkin timbul pada masa mendatang. Dia ingatkan adagium klasik "Si Vis Pacem Para Bellum" (siapa ingin damai bersiaplah untuk perang).

Senada dengan Tedjo Edhy, praktisi hukum yang saat ini tengah mengambil studi kajian strategis intelijen di Universitas Indonesia, Haghia Sophia Lubis, mengatakan, dalam konteks hubungan internasional dan dunia intelejen, praktik penyadapan bukan  hal yang asing. Caleg Partai Nasdem ini mengatakan, penyadapan terjadi di hampir setiap kedutaan besar. Motifnya adalah keamanan bagi negara penyadap. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya