Masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, saat ini sedang menghadapi berbagai masalah. Misalnya, sulitnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi.
Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P. Daulay saat membuka Tanwir II Pemuda Muhammadiyah dengan tema "Transformasi Kader untuk Kepemimpinan Bangsa yang Berkarakter" di Hotel Aryaduta Pekan Baru, Riau, petang ini (Jumat, 22/11).
Hadir dalam kesempatan itu antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, pejabat Pemerintah Provinsi Riau, dan Ketua PP Muhammadiyah, KH Sukriyanto AR.
"Saudara coba bayangkan berapa banyak rakyat Indonesia yang untuk tanah pertapakan rumah saja tidak punya. Tapi ada orang di Indonesia yang punya 2 juta hektar tanah beserta dengan korporasinya. Bahkan ada yang pulau. Selain itu, banyak rakyat Indonesia yang tak punya akses terhadap modal," ungkap Saleh.
Karena itu, Pemuda Muhammadiyah meminta kepada pemerintah untuk memastikan adanya pemerataan terhadap berbagai akses untuk mencapai kesejahteraan.
Kedua, akses terhadap politik itu sangat tertutup, terutama kepada pemuda. Banyak sekali partai politik yang cenderung pada
status quo. Kader-kader pemuda ditekan sehingga tidak bisa muncul sebagai pemimpin. Padahal, pemuda itu adalah aset yang luar biasa karena mereka punya integritas.
"Kalau pemuda diberikan akses untuk memimpin,
insya Allah Indonesia ini akan lebih mudah dibangun. Karena itu, saya salut dengan Pak Hatta. Saya tahu persis berapa banyak anak-anak muda, yang dipercaya untuk bertarung di Pemilu 2014," kata Saleh.
Ketiga akses terhadap pendidikan. Saleh berharap, pemerintah membuka akses pendidikan kepada pemuda agar bisa dilakukan percepatan pencerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara. "Kalau itu dilakukan, saya yakin di tengah persaingan global, kita bisa melihat bangsa Indonesia 50 tahun ke depan bisa meraih kesejahteraan, sebagaimana diamanatkan UUD," tandasnya.
Saleh menambahkan, Pemuda Muhammadiyah bersama Muhammadiyah akan ikut terus berbuat untuk memperbaiki masyarakat dan negeri ini. "Itu harus mulai dari sekarang dan mulai dari sendiri. Jangan pernah mau menunda-nunda," demikian Saleh.
[zul]