Berita

ilustrasi

Bisnis

Harga Cabe Sulit Dikendalikan, Inflasi Akhir Tahun Di Atas 9%

Curah Hujan Tinggi Bikin Panen Gagal & Pasokan Kurang
KAMIS, 21 NOVEMBER 2013 | 09:18 WIB

Memasuki musim hujan ini pemerintah diminta mewaspadai lonjakan harga cabe. Soalnya, harga cabe yang tinggi akan mempengaruhi perekonomian nasional.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, selain kenaikan harga BBM subsidi, lonjakan inflasi tahun ini juga dipengaruhi kenaikan harga pangan, salah satunya harga cabe.

“Inflasi tahun ini memang cukup tinggi, sedikit di bawah 9 persen. Ini tinggi dibanding tahun-tahun lalu yang hanya 5 persen,” ujar Agus di kantornya, kemarin.


Bekas Menteri Keuangan itu menyayangkan Indonesia sebagai negara agraris tidak punya kecukupan cabe dan sambal untuk rakyatnya. Kondisi inilah yang menyebabkan lonjakan harga.

Agus berharap selalu ada inovasi untuk memenuhi kebutuhan sambal. Seperti yang telah dilakukan wirausaha sebelumnya dalam pengolahan cabe.

Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BI Eny Panggabean melihat perilaku inflasi kenaikan harga pangan telah melanda Indonesia sejak 2006.

Menurutnya, pasokan yang tidak lancar mengganggu distribusi bahan pangan selama ini, salah satunya cabe.

“Pada saat panen over supply, sehingga pasokan tidak terserap pasar. Sebaliknya, saat musim kering harganya meningkat akibat tak ada pasokan,” ucapnya.

Ditambah dengan perilaku masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi cabe segar menyebabkan permintaan produk itu pada periode tertentu meningkat sehingga harga meroket.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, tingginya curah hujan berpeluang menyebabkan gagal panen cabe, sehingga pasokan akan berkurang dari pasaran.

“Naiknya paling sekitar Rp 2.000-3.000 per kg. Tapi kalau ini dimainkan tengkulak, harga bisa naik sampai Rp 5.000 per kg” cetus Ngadiran kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, saat ini harga cabe masih bertengger di kisaran Rp 23 ribu-25 ribu per kg. Namun, tidak hanya cabe saja yang harganya bakal melonjak, harga sayuran juga berpeluang naik jika ada gangguan distribusi akibat curah hujan yang tinggi.

Ngadiran berpendapat, keterlambatan pengiriman bisa membuat sayuran rusak saat sampai di tujuan. Jika barang sudah rusak, tidak bisa dijual lagi. Alhasil pasokan yang ada harganya melonjak.

Peneliti dari Serikat Petani Indonesia (SPI) Ahmad Yakub meminta pemerintah segera mengantisipasi lonjakan harga cabe dan komoditas sayuran lainnya.

“Seringnya terjadi lonjakan harga cabe dan beberapa komoditi lainnya dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap para petani,” katanya.

Akibatnya, petani yang dirugikan. Itu jugalah yang menjadi salah satu penyebab petani enggan menanam cabe sehingga suplai terbatas. Akibatnya harganya melonjak tajam saat musim hujan.

Yakub mengungkapkan, harus ada aturan tata niaga yang jelas karena petani akan menjadi korban pertama jika harga hasil pertanian turun. Hal ini disebabkan tidak ada insentif dari pemerintah. Kalau pun ada, itu tidak menjangkau seluruh petani.

Sebelumnya, untuk menekan harga cabe yang melonjak tajam akibat gagal panen dan mundurnya waktu panen Juli lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor cabe rawit. Di semester II-2013, sebanyak 9.715 ton cabe rawit akan didatangkan. Cabe tersebut akan diimpor dari China dan Vietnam. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya