Berita

foto: net

Politik

Gerindra: Perluasan Investasi Asing Bikin Bangsa Makin Terasing

KAMIS, 07 NOVEMBER 2013 | 14:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Partai Gerindra menyesalkan rencana pemerintah merevisi sementara Daftar Negatif Investasi (DNI) pada akhir 2013. Inti dari revisi itu adalah pembukaan akses baru dan perluasan akses yang sudah ada di berbagai bidang.

Pembukaan akses tersebut ditujukan untuk meningkatkan investasi. Bidang usaha yang sebelumnya ditutup untuk asing dan dibuka antara lain pengelolaan bandara dan pelabuhan, jasa kebandaraan, terminal darat dan periklanan.

Selain itu ada sekitar sepuluh bidang usaha yang selama ini telah dibuka aksesnya akan diperluas skalanya yakni farmasi, wisata alam berbasis kehutanan, distribusi film, jasa keuangan seperti modal ventura, telekomunikasi, uji kelayakan kendaraan bermotor (KIR) dan rumah sakit.


Kepala Bidang Kominfo Partai Gerindra, Ondy A. Saputra, menyatakan, rencana pemerintah terkait pembukaan dan perluasan akses investasi asing yang akan membuat bangsa Indonesia makin terasing di negaranya sendiri.

Berdasarkan data yang dirilis oleh harian Kompas hari ini, di sektor perbankan sedikitnya 12 bank swasta kini dikuasai asing, di sektor pertambangan migas sekitar 70 persen dikuasai pihak asing. Begitu pula dengan sektor pertambangan tembaga dan emas sekitar 85 persen dikuasai asing.

Memang benar pertumbuhan ekonomi Indonesia terus naik hingga angka 6,5 persen. Namun, lanjut Ondy, angka tersebut besar karena konsumsi, bukan karena produksi.  Bangsa lain melirik Indonesia hanya untuk mengambil sumber daya alam dan pangsa pasar yang besar.

"Kami tidak anti asing, namun kedaulatan bangsa harus diperhatikan juga," lanjut Ondy.

Gerindra tegaskan, solusi yang paling tepat adalah dengan sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. Partai Gerindra menjamin 100 persen sistem ekonomi kerakyatan akan dilaksanakan apabila mendapatkan mandat dari rakyat untuk memimpin Indonesia. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya