Berita

gunung sinabung/net

Nusantara

Pengungsi Sinabung Capai 1.681 Jiwa, Masa Tanggap Darurat 7 Hari

SENIN, 04 NOVEMBER 2013 | 17:22 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kondisi gunung api Sinabung masih menunjukkan aktivitas tinggi. Statusnya masih bertahan di Siaga (level III) sejak kemarin. Kondisi tersebut menyebabkan 1.681 jiwa warga sekitar Gunung Sinabung mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjabarkan bahwa pengungsi tersebar di empat titik, yaitu di balai pertemuan atau Losd Pekan Tigandreket pengungsi dari Desa Mardinding sebanyak 891 jiwa. Titik kedua di GBKP Payung berjumlah 292 jiwa berasal dari Desa Sukameriah. Titik ketiga di Masjid Payung berjumlah 110 jiwa berasal dari Desa Sukameriah. Dan titik keempat di Jambur Namanteran berjumlah 388 jiwa yang berasal dari Desa Bekerah (152 jiwa) dan Desa Simacem (236 jiwa).
 
Bupati Karo telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari yaitu dari 3-9 November 2013. Posko dan struktur komando tanggap darurat sedang disiapkan dengan melibatkan berbagai unsur termasuk TNI dan Polri. BNPB telah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan Pemda Karo, baik pendampingan manajerial, administrasi, logistic dan pendanaan.


Mengingat Kabupaten Karo hingga sekarang belum membentuk BPBD, maka dilakukan oleh Kesbanglinmas. BPBD Sumatera Utara telah berada di lokasi juga untuk memberikan bantuan dan telah mengerahkan logistik dan peralatan. Kebutuhan mendesak bagi pengungsi adalah makanan siap saji, minuman, selimut, masker, terpal, tenda dan sanitasi.
 
Gunungapi Sinabung dipantau secara terus menerus menggunakan 4 stasiun seismik. Semua sensor dipasang di sekitar puncak gunung. Data dikirim melalui sinyal gelombang radio dan direkam secara analog maupun digital di Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Kec  Simpang Empat, Karo (8,5 Km dari puncak).

Pemantauan deformasi dilakukan menggunakan empat GPS yang dipasang secara kontinu. Data dikirim melalui gelombang radio dan direkam secara digital. Sementara erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. [ald]
 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya