Berita

Masinton Pasaribu/net

Politik

Masinton: Partai Demokrat Sedang Latihan Menjadi Oposisi

SELASA, 22 OKTOBER 2013 | 21:07 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Partai Demokrat semakin panik karena kerja-kerja Gubernur DKI Joko Widodo yang lebih disukai rakyat ketimbang kerja Presiden SBY yang semakin tidak dipercayai rakyat.

"Bukti kepanikan Demokrat adalah semakin gencarnya pimpinan Fraksi Partai Demokrat DPR RI (Nurhayati Ali Assegaf) menyerang Jokowi dengan berbagai pernyataan di media massa," kata Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi, Masinton Pasaribu, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa malam (22/10).

Menurut dia, kepanikan itu menghilangkan objektifitas dan rasionalitas kader Partai Demokrat dalam menilai kinerja Jokowi memimpin DKI Jakarta. Sangkin paniknya kader Demokrat, lanjut Masinton, mereka yang di DPR RI melupakan jenjang tingkatannya yang seharusnya fokus mengawasi dan mengkritisi program pemerintah pusat sesuai tugas dan fungsi DPR RI, bukan malah mengurusi urusan provinsi karena kebijakan tingkatan provinsi cukup di level DPRD Provinsi.


"Padahal, sangat banyak persoalan kebijakan pemerintah pusat yang dipimpin SBY yang belum terselesaikan dan butuh pengawasan dari DPR RI," ucap caleg PDI Perjuangan untuk DPR RI dari Dapil Jakarta 2 ini.

Ditegaskannya, serangan Fraksi Partai Demokrat di DPR RI terhadap Gubernur Jokowi telah menurunkan derajat tugas dan fungsi mereka sebagai anggota DPR RI. Pernyataan Nurhayati Ali Assegaf, Ruhut Sitompul serta pimpinan Demokrat lainnya, bukan lagi sebagai kritikan obyektif karena pernyataan mereka lebih mengedepankan rasa benci terhadap Jokowi yang kerjanya semakin disukai dan dirasakan rakyat langsung.

"Pernyataan tendensius kader-kader Partai Demokrat terhadap Jokowi dibaca rakyat sebagai latihannya Partai Demokrat untuk bersiap diri menjadi oposisi pemerintahan pasca 2014 nanti," tandas Masinton. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya