Berita

foto: net

Politik

Pengamat: Survei LSI untuk Kepentingan Golkar dan Memecah PDIP

SENIN, 21 OKTOBER 2013 | 16:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis kemarin dituduh didesain untuk menguntungkan Golkar.

Demikian disampaikan pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana Jakarta, Heri Budianto, lewat pesan elektronik ke wartawan, Senin (21/10/2013). Dia juga tegaskan, hasil survei LSI yang dirilis kemarin sangat kentara berbau politis dan makin menguatkan bahwa lembaga survei  tidak independen.

Dia juga tak setuju soal istilah "capres wacana" yang terkandung di dalam hasil survei. Kalau dasar survei tokoh-tokoh capres yang dimasukkan dalam survei adalah tokoh yang dari petinggi partai yang akan lolos ambang batas parlemen, maka menurut dia terlalu dini.


"Jika fair, survei juga memberi peluang pada partai hasil koalisi. Ini jelas mengarahkan publik pada kepentingan kelompok tertentu," paparnya.

Dengan memasukkan nama Megawati Soekarnoputri sebagai capres final PDIP, dia melihat jelas arah kepentingan tertentu, yang dia duga kuat adalah untuk memecah internal PDIP. Sementara, saat ini dukungan pada kader PDIP lainnya, JokoWidodo, juga menguat di PDIP.

"Walau Megawati yang menentukan siapa capres yang akan didorong oleh PDIP, namun survei ini dapat mengganggu Mega," ungkapnya.

Dia mengatakan, kejanggalan lainnya yaitu jarak elektabilitas antara Megawati dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sangat kecil. Hasil survei seperti ini mengurangi kepercayaan publik terhadap lembaga survei. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya