Berita

joko widodo/net

Politik

Jokowi Pun Hilang, Ke Mana Arah Tembakan Survei LSI Kali Ini?

SENIN, 21 OKTOBER 2013 | 10:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pencapresan Aburizal Bakrie menurunkan elektabilitas Golkar terkait beban masa lalu yang kompelks. Kasus pajak dan lumpur Lapindo belum hilang dari ingatan kolektif masyarakat. Nah, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) dinilai berusaha merekayasa realitas ini agar Golkar tampak sebagai jagoan. Inilah yang disebut politik salon yang tidak berbasis nilai.

Menurut analis politik, Boni Hargens, dalam rilis yang dikirimkan dari Berlin, Jerman  dan diterima redaksi pada Senin (21/10), Denny JA perlu menjelaskan kepada publik soal posisi politik LSI sebagai lembaga yang dibayar untuk Golkar dan Aburizal Bakrie. Hal itu penting agar masyarakat politik mengerti maksud dan motivasi dari survei tersebut.

Dia melihat ada keanehan yang juga harus dijelaskan oleh LSI terkait hasil survei terakhirnya. Bagaimana mungkin Partai Nasdem hanya memperoleh 2 persen suara sementara keanggotaan Nasdem yang terdaftaar dan mendapatkan kartu anggota sudah berjumlah 13 juta orang. Angka itu saja sudah lebih dari 7 persen.


Keanehan lain dari survei LSI, dan yang menguatkan kecurigaan, nama kader PDIP, Joko Widodo, tidak disebutkan dalam daftar capres. Padahal, Jokowi sudah menjadi figur terpopuler dalam hampir semua survei sebelumnya.

"Ke mana arah tembakan survei LSI kali ini? Ini pertanyaan yang meruntuhkan semua niat baik dari survei ini," tegas Boni.

Sekadar tambahan, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang diasuh Boni sedang mempersiapkan survei kualitatif tentang peluang partai-partai 2014. Kajiannya akan selesai awal November.

"Lihatlah di mana letak perbedaan LPI dan LSI dalam melihat objek yang sama. Survei LPI khusus untuk pencerdasan pemilih, bukan untuk kepentingan partai tertentu," tandasnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya