Berita

gunung merapi/net

Politik

Presiden SBY Ajak Korban Merapi Memahami Tanda-tanda Alam

JUMAT, 18 OKTOBER 2013 | 11:57 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak masyarakat untuk belajar memahami tanda-tanda peristiwa alam. Ajakan itu diutarakan presiden saat menemui warga penghuni kompleks Hunian Tetap (Huntap) Pagerjuang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa saat lalu (Jumat, 18/10).

Huntap Pagerjuang merupakan kawasan relokasi hunian warga korban erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu.

"Kita harus belajar dari peristiwa Gunung Merapi. Kalau tidak belajar, kita tidak akan pernah mampu mengatasi keadaan di luar jangkauan kita," kata presiden, dikutip dari presidenri.go.id.


Kedatangan Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono ini untuk bersilaturahmi dan melihat langsung hasil pembangunan masyarakat, tempat tinggal mereka, serta sarana lainnya yang dibangun setelah bencana.

SBY juga berharap, tidak ada lagi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana. Presiden mengajak seluruh pihak untuk terus menyosialisasikan kemungkinan-kemungkinan terburuk tinggal di kawasan bencana Merapi.

Presiden berjanji akan memberi sejumlah bantuan menanggapi permintaan Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto, di awal pertemuan. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah menyumbang 500 ekor sapi. Jembatan yang menjadi akses anak-anak ke sekolah juga akan diperbaiki. Presiden juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum memperbaiki jalan untuk jevakuasi sepanjang 8 kilometer, jika memang diperlukan.

Presiden SBY sendiri akan memberi dana bantuan sebesar Rp 1 miliiar. Dana tersebut untuk membantu mengola perekonomian masyarakat.

"Kalau bantuannya terlambat datang, boleh SMS saya," ucap SBY, disambut tepuk tangan warga.

Usai memberikan sambutan, Presiden SBY meninjau beberapa kediaman warga sekitar, serta melakukan aksi penanaman pohon jenis pinus (Pinus Merkusii) di halaman Gedung Serbaguna Desa Kepuharjo. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya