Berita

tsunami/net

Dunia

Tsunami Tidak Terjadi Setelah Gempa 7,2 SR di Filipina

SELASA, 15 OKTOBER 2013 | 15:54 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ancaman tsunami di perairan Filipina ternyata tidak terjadi setelah gempa bumi 7,2 SR di kedalaman 10 km yang terjadi di 5 km dari timur Balilihan, Region Central Visayas, pukul 07.12.36 WIB (Selasa, 15/10).

Sesaat setelah gempa, Pacific Disaster Center di Hawaii dan Global Disaster Alert and Coordinating System mengeluarkan peringatan dini tsunami. Sedangkan Pacific Tsunami Waning Center tidak mengeluarkan peringatan dini. Adanya perbedaan peringatan dini tersebut karena menggunakan metode yang berbeda dalam pemodelan tsunami dan peringatan dini yang dikeluarkan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, kebutuhan peringatan dini tsunami sangat diperlukan cepat karena hanya memiliki waktu kurang dari 30 menit di daerah sekitar pusat gempa. Artinya, antisipasi bagi masyarakat di pesisir yang terancam tsunami hanya memiliki waktu sangat terbatas untuk evakuasi. Berdasarkan banyak kejadian saat ada peringatan dini tsunami umumnya terjadi kepanikan, kemacetan dan kekacauan. Untuk itulah kesiapsiagaan masyarakat menghadapi tsunami perlu terus ditingkatkan.


"BPBD di daerah-daerah yang menerima “tsunami travel times” seperti BPBD Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua dan Kalimantan Timur melaporkan tidak ada tsunami. Masyarakat tetap beraktivitas normal." jelasnya, Selasa petang (15/10).

Berdasar data yang diterimanya, gempa di Filipina sudah mengakibatkan 32 orang meninggal, 33 luka dan ratusan bangunan roboh. Diperkirakan korban masih terus bertambah. Sekitar 20 kali gempa susulan terjadi dengan kekuatan yang bervariasi.

Penanganan darurat masih dilakukan dengan fokus pada pencarian dan evakuasi korban. Sementara listrik dan komunikasi sebagian besar masih mati. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya