Pieter C Zulkifli telah dilantik menjadi ketua Komisi III DPR. Ia diusulkan menempati posisi itu setelah Ruhut Sitompul, calon sebelumnya yang diusulkan Fraksi Partai Demokrat, ditolak sebagian anggota Komisi Hukum itu.
Kemarin merupakan hari pertama politisi Partai Demokrat itu memegang palu sidang di Komisi III DPR. Seperti apa? Yuk kita intip.
Pieter terlihat berdiri di lorong tepat di depan ruang sidang Komisi III di gedung Nusantara II. Waktu menunjukkan pukul 2:30 petang. Mengenakan jas hitam tanpa dasi, ia tampak sumringah berbincang lewat handphone.
“Terima kasih Pak, ha...ha... ha...,†kata Pieter kepada lawan bicaranya.
Sesuai jadwal, ada beberapa agenda yang akan digelar Komisi III hari Kamis kemarin. Pertama rapat dengar pendapat dengan Sekjen Komisi Yudisial (KY) dan Sekretaris Mahkamah Agung (MA). Rapat itu berlangsung mulai pukul 10 pagi.
Rapat berikutnya dengan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Agendanya siang hari.
Usai berbincang melalui handphone sekitar lima menit, Pieter tidak langsung pergi. Sambil berdiri, dia melihat SMS yang menumpuk. “Iya sedang sibuk, banyak yang harus dikerjakan,†ujar Pieter sambil nberjalan agak cepat meninggalkan ruang Komisi III DPR. Entah ke mana.
Rakyat Merdeka mencoba menyambangi ruangan kerja Pieter bernomor 819, lantai 8 Gedung Nusantara I. Berbagi lantai dengan Fraksi PDIP, ruang Pieter berada di sudut lorong sisi kanan gedung. Pintu kaca dengan papan nama kayu bertuliskan Pieter C Zulkifli, terlihat terbuka penuh.
Di balik pintu, terlihat dua staf sibuk bekerja. Di balik monitor komputer berwarna putih, staf pria sibuk memasukkan data-data dan agenda bosnya yang baru dua hari menjadi pimpinan komisi hukum. “Iya pekerjaan nambah,†bisik staf pria berambut pendek itu.
Ruangan staf seluas 2x2 meter persegi itu terlihat penuh berkas-berkas. Sebagian ditumpuk di meja kerja di sisi kiri ruangan. Satu set komputer dan mesin printer menjadi saksi kesibukan dua staf Pieter. Di sebelah staf pria, terdapat Ratri. Ia bertugas memberitahu bosnya mengenai jadwal dan agenda sidang Komisi III.
Ratri menjelaskan, Pieter sedang sibuk. Ruang kerjanya yang terletak di belakang ruang staf tampak tertutup. Menurutnya, sang bos sedang tak menerima tamu. Sebab, sedang berkomunikasi dengan rekannya via telepon maupun
chatting. “Dari tadi lagi nge-chatt, belum bisa diganggu,†bisik Ratri sembari membantu rekannya mengetik agenda bos-nya.
Tidak sampai lima menit berbincang dengan dua orang staf, tiba-tiba pintu pribadi Pieter terbuka. Masih mengenakan pakaian yang sama saat bersidang, dia mengaku masih sibuk.
“Saya diminta Fraksi (Partai Demokrat) untuk fokus sampai proses fit and proper test Kapolri,†terang Pieter.
Rabu kemarin, Pieter memimpin 18 anggota komisinya mengunjungi kediaman calon tunggal Kapolri, yakni Komjen Sutarman di Bintaro, Tangerang Selatan. Sutarman saat ini menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Pieter mengaku, enggan banyak bicara dengan media. Sejumlah insiden mewarnai pelantikkan sebagai ketua Komisi III. Mulai dari menggenakan dasi kuning bergambar tokoh kartun Tweety, hingga disindir Wakil Ketua DPR Pramono Anung lantaran kerap memarkir mobil di tempat parkir khusus pimpinan.
“Bukan tidak mau, tetapi banyak tugas yang harus di selesaikan,†katanya dengan nada suara merendah.
Pasca pelantikan, dia mengaku masih mempelajari ritme di Komisi III. Persoalan hukum yang menumpuk, membuatnya harus total fokus di minggu pertama.
“Saya masih memimpin sidang bergantian,†katanya sembari mengecek monitor komputer stafnya untuk menyiapkan berkas-berkas pekerjaan rumah Komisi III.
Raut wajah Pieter terlihat lelah, seperti kurang tidur. Politisi Demokrat itu pun mengaku sejak memimpin komisi hukum DPR, kegiatannya padat. Mulai dari memimpin sidang-sidang, rapat-rapat dengan anggota komisi, hingga rapat dengan fraksi. Semuanya, berkaitan dengan komisi yang baru dia pimpin.
“Tidur hanya 2-3 jam, ini banyak telepon-telepon penting juga yang harus saya angkat. Jadi saya harus fokus kepada pekerjaan saya ini,†terangnya.
Sejak jadi Ketua Komisi III, ia ngantor di DPR sejak pukul 8 pagi. Pulangnya, hingga malam hari pukul malam atau hingga larut malam. Jika ada agenda mendadak mengenai komisi hukum, dia langsung melaju.
Ketika Pieter menceritakan kesibukan dirinya, dua stafnya melirik. Sambil senyum-senyum, mereka pun merasakan kesibukannya bertambah sejak Pieter jadi bos Komisi III DPR.
Hingga pukul 4 sore, dua staf itu tetap sibuk mengerjakan tugas membantu Pieter. Kemudian Pieter kembali masuk ke ruang kerjanya.
“Kami Menjalankan Kebijakan DPP...â€Alasan Fraksi Partai Demokrat Tunjuk PieterJatah kursi Ketua Komisi III DPR sebenarnya bukanlah milik Pieter C Zulkifli. Fraksi Demokrat DPR mengusulkan nama Ruhut Sitompul untuk menduduki posisi itu.
Secara mengejutkan, pada Senin (7/10), Ruhut menyatakan mundur. Sebelumnya, sejumlah anggota Komisi III DPR menolak Ruhut memimpin komisi ini.
“Izinkan saya mengundurkan diri sebagai Ketua Komisi III DPR RI dan kita tetap bersahabat. Saya secara ksatria tidak mau ada polemik di komisi yang membesarkan saya. Janji saya ditampar pipi kiri dikasih pipi kanan,†kata Ruhut sambil menitikkan air mata di Gedung DPR, Jakarta.
“Jadi begini, apa arti jabatan kalau ada goresan ketidaksetujuan,†tambah Ruhut yang saat itu didampingi sang istri, Diana Leonavita Sari, saat menyatakan pengunduran diri.
Alasan mundurnya Ruhut itu seperti mengkonfirmasi bahwa dia mundur karena muncul penolakan terhadapnya. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Hanura Sarifuddin Suding bilang, komisi ini bisa jadi komisi badut jika Ruhut yang memimpin.
“Komisi yang serius kemudian tiba-tiba ngelaba apa segala macam, saya tak mau jadi komisi badut. Saya selama ini ingin menjaga marwah DPR,†kata Sarifuddin Suding, Kamis (26/9).
Ketua Fraksi Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf mengusulkan nama Pieter karena Ruhut menyatakan mundur.
Siapa yang memilih Pieter? “Fraksi hanya menjalankan kebijakan DPP. Jadi bukan hak fraksi untuk menetapkan seseorang,†ujar Nurhayati.
Dijelaskan Nurhayati, sebagai pimpinan fraksi, dia menjalankan tugas sesuai garis DPP partai. Selama Ruhut mendapat penolakan dari fraksi lain, dirinya terus melobi agar Ruhut diterima. Namun, sehari sebelum pelantikan, Ruhut memilih mundur.
“Saat last minute, Pak Ruhut mundur, diganti Pieter. Jadi tidak masalah mau siapa saja memimpin komisi, semua anggota (Demokrat) kualitasnya pasti bagus,†katanya.
Mengenai surat penunjukan Pieter sebagai ketua Komisi III DPR yang hanya ditandatangani Wakil Ketua Fraksi Ramadhan Pohan, Nurhayati beralasan saat itu dia sedang di Jenewa, Swiss.
“Diberitahu Sekretaris Fraksi Pak Pieter ditetapkan DPP pimpin komisi, saya langsung minta wakil untuk tanda tangan. Jadi pelantikan (Pieter) berjalan mulus,†pungkasnya.
Balik Lagi Ke Komisi Hukum Langsung Jadi Ketua Nama Pieter C Zulkifly, memang kalah popular dengan politisi nyentrik Ruhut Sitompul. Meski begitu, kini Pieter dipercaya Fraksi Demokrat menjadi nakhoda Komisi III DPR. Siapakah Pieter?
Tidak banyak informasi yang menggambarkan siapa Pieter. Di situs resmi DPR, yaitu www.dpr.go.id hanya sedikit informasi terpampang. Yaitu, lahir di Surabaya, 27 April 1967, dengan nomor anggota A-516. Politisi Demokrat itu berasal dari daerah pemilihan Jatim V (Malang Raya). Sebagai politisi, dia juga tercatat sebagai wiraswasta.
Baru empat tahun menjadi wakil rakyat (periode 2009-2014), Pieter cukup dikenal oleh orang-orang di Fraksi Demokrat. Meski mengaku tidak akrab, bekas Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika mengetahui eksistensi dari Pieter.
Menurut Pasek, Pieter mengawali karier di parlemen sebagai anggota Komisi Hukum. Lebih dari dua tahun, sekitar Mei 2012, dia dpindahkan partai untuk menempati Komisi II, bidang pemerintahan.
“Dia sudah lama di Komisi III, teman-teman sudah pada kenal. Sekarang dikembalikan ke Komisi Hukum (dari Komisi II) langsung menjadi ketua,†papar Pasek kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Pernah menjabat pimpinan Komisi Hukum, Pasek mengaku kredibilitas Pieter cukup mumpuni memimpin komisi yang pernah dia pimpin. Menurutnya, hak preogratif DPP dalam menentukan komposisi pimpinan di Senayan pasti sudah melalui proses seleksi panjang.
“Ibarat main bola, ini terserah pelatih. Mungkin sedang menggunakan strategi tiki-taka,†canda Pasek sembari menjelaskan setiap kader partai di parlemen harus patuh pada keputusan pimpinan pusat.
Dia berharap agar Pieter menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam memimpin Komisi Hukum. Tujuannya, agar Partai Demokrat tetap memberikan yang terbaik untuk parlemen.
“Bung Ruhut juga bagus, semua bagus. Tujuan rotasi itu agar organisasi berjalan,†katanya.
Penelusuran
Rakyat Merdeka, nama Pieter kembali menjadi calon legislatif di dapil Malang Raya. Terdaftar di situs resmi KPU : www.kpu.go.id nama Pieter menempati nomor urut dua di bawah Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf.
Begitu diputuskan mengganti Ruhut yang mundur, Pieter juga mendapat dukungan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) . Wakil Ketua Komisi III DPR Al-Muzamil Yusuf mengaku tak masalah jika sosok Pieter Zulkifli menjadi pimpinan Komisi hukum mengantikan I Gde Pasek Suardika.
“Kita kan posisinya (Fraksi PKS) menghormati haknya Demokrat. Mereka memilih yang terbaik diantara mereka,†kata Muzamil di Gedung DPR, Selasa (8/10). [Harian Rakyat Merdeka]