Berita

Nusantara

RR Khawatir Pilgub Jatim Diimitasi Daerah Lain

RABU, 02 OKTOBER 2013 | 22:28 WIB | LAPORAN:

Ekonom senior DR Rizal Ramli khawatir kecurangan yang terjadi dalam pemilukada Jawa Timur bakal diimitasi dalam berbagai Pemilukada di daerah lain. Bahkan, bisa jadi percontohan dalam pemilihan presiden 2014 mendatang.

Hal itu disampaikan RR panggilan akrab Rizal Ramli di hadapan Hakim Mahkamah Kosntitusi (MK), Rabu (2/10) dalam kapasitasnya sebagai saksi ahli dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) dalam sidang sengketa Pemilukada Jatim. Paparan itu Ia disampaikan berdasarkan kasus serupa yang terjadi dalam Pemilukada Jatim tahun 2008 lalu.

"Pelaku kecurangan tak pernah menyesal. Tak kapok-kapok. Kami berharap majelis hakim memberikan efek jera dengan mendiskualifikasi pelaku kecurangan agar kecurangan ini tak berkelanjutan. Jatim saat itu menjadi eksportir kecurangan. Karena modus kecurangan yang dilakukan kemudian diimitasi daerah lain, bahkan diimitasi juga dalam Pemilu tahun 2009," tandasnya.


Money politik, menurut mantan Keuangan dan Menteri Perekonomian ini adalah kejahatan demokrasi. Ironisnya banyak di negeri ini menganggap kejahatan pemilu tersebut sebagai hal lumrah.

"Penggunaan politik uang sangat menentukan kemenangan seorang calon. Kita juga tahu, pemimpin yang lahir dari proses money politik dan Pemilu yang curang melahirkan kecurangan lain yang berbahaya," paparnya.

RR mengulas, kecurangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) terlihat dari adanya anggaran dana bansos yang meningkat luar biasa, yang nilainya melebihi belanja barang, belanja pegawai. "DPRD dalam pembahasan anggaran tersebut juga mengalami konflik of interest. Hal itu terlihat dari adanya pembagian uang sebesar Rp3 Milyar per anggota Dewan, saat pembahasan anggaran," paparnya.

Ia juga mengungkapkan tradisi politik kartel, dengan membeli banyak partai sebagai pembunuhan demokrasi. Menurutnya politik kartel itu membunuh demokrasi di hulu. Dukungan partai yang banyak kata RR boleh-boleh saja, tapi kalau pakai politik uang tentu itu mencedari demokrasi.

Sidang kelima hari ini ditutup dengan memverifikasi surat bukti dari masing-masing pihak. Agenda selanjutnya yakni mendengar amar putusan dari hakim konstitusi, pada hari Senin (7/10). [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya