Calon tunggal Kapolri, Komjen Sutarman diingatkan untuk bekerja fokus dan profesional jika menjabat sebagai orang nomer satu di Korps Bhayangkara. Banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dan belum sempat rampung di masa kerja Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Ketua Fraksi Partai Hanura DPR RI Sarifudin Sudding menegaskan, ada beberapa PR besar yang harus ditanggung Sutarman. Pertama, menyelesaikan kasus-kasus prioritas yang belum tuntas serta tetap menjaga profesionalisme dalam tugas pokok dan fungsinya, sehingga tidak memunculkan antipati terhadap Polri.
"Kedua, Polri harus melakukan reformasi birokrasi internal, sehingga tidak ada lagi kasus rekening-rekening gendut anggota Polri dan kasus Labora Sitorus. PR ketiga adalah tuntutan independensi Polri pada Pemilu 2014 juga harus menjadi perhatian serius dari Kapolri yang baru. Pesta Demokrasi Pemilu legislatif dan pemilu Presiden tidak boleh dicederai dengan keberpihakan anggota Polri," katanya, Senin (30/9).
"Tugas Kapolri yang baru cukup berat tapi harus bisa dijalankan. Ini butuh komitmen, integritas dan profesionalitas," sambung Sudding.
Dia mencontohkan, kasus besar yang belum tuntas antara lain rentetan penembakan terhadap anggota polisi, premanimen, dan terorisme. Juga, Sudding menegaskan, praktik cyber crime dan white collar crime. “Modus operandi kejahatan oleh korporasi dan oleh para profesional makin tinggi, Polri tidak boleh kalah,†ujar dia.
Sementara itu, Sutarman juga harus berhasil menjaga kesolidan dan kedisplinan para anggota Polri dari semua jenjang kepangkatan dan wilayah kerja. Potensi konflik antar anggota maupun dengan anggota kesatuan TNI juga harus menjadi fokus perhatian.
"Pengganti Pak Timur Pradopo juga harus independen dan profesional menjelang, saat dan pasca Pemilu 2014, baik pemilu legislatif dan pemilu presiden," kata anggota Komisi III itu.
[dem]