Berita

Politik

KUKB Tanggapi Rencana Permintaan Maaf Belanda

RABU, 04 SEPTEMBER 2013 | 11:54 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Pemerintah Belanda akan meminta maaf secara terbuka kepada rakyat Indonesia atas sejarah rangkaian pembantaian yang dilakukan pasukannya saat pendudukan di Indonesia periode 1945 hingga 1949.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia akan secara resmi menyatakan permintaan maaf di Jakarta pada Kamis pekan depan (12/9). Perdana Menteri Mark Rutte juga dikabarkan bakal mengumumkan pembayaran kompensasi sebesar 20.000 euro kepada janda korban.

Terkait rencana permintaan maaf secara terbuka oleh pemerintah Belanda itu dan pemberian kompensasi kepada 11 janda korban pembantaian Belanda, Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) - Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (BPP KKMSB), dan elemen lainnya akan memberikan tanggapan.


Ketua KUKB, Batara R. Hutagalung (BRH), mengatakan bahwa tanggapan akan dilakukan melalui jumpa pers, hari ini (Rabu, 4/9), pukul 13.00 WIB di gedung DPD RI, kompleks Parlemen, Senayan, tepatnya di Cafe Nico.

Akhir Juni lalu, Batara mengungkapkan pula rencana KUKB yang telah membentuk Tim 7 terdiri dari ahli hukum internasional, menyusun gugatan terhadap pemerintah Belanda ke Dewan Keamanan PBB atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Belanda pada kurun 1945 hingga 1950 di Indonesia.

"Republik Indonesia secara de jure berdiri pada 17 Agustus 1945. Agresi militer yang dilakukan Belanda setelah masa itu adalah kejahatan kemanusiaan. Kami meminta Dewan Keamanan PBB membentuk tim pencari fakta," ujar BRH yang lama tinggal di Eropa dan memulai kampanye menuntut Belanda atas kejahatan kemanusiaan lebih dari 10 tahun lalu.

Belanda belum pernah meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada korban pembantaian secara umum. Belanda pun menegaskan tidak akan meminta maaf terhadap seluruh aksi militer Belanda di Indonesia.

Pemberian 20.000 euro kepada keluarga korban dan permintaan maaf dari Belanda atas pembunuhan yang terjadi di Sulawesi Selatan dan Rawagade di Jawa. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya