Berita

foto: net

Politik

Pelajar Muhammadiyah: Tes Keperawanan Melanggar Hak Asasi Anak dalam Pendidikan

RABU, 21 AGUSTUS 2013 | 12:14 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Isu tes keperawanan bagi calon Siswi SMA di kota Prabumulih, Sumatera Selatan, menuai kemarahan publik. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PPIPM), menegaskan hal ini menunjukkan keterbelakangan pemahaman masyarakat dan beberapa penyelenggara pendidikan atas pendidikan karakter.

Dalam pendidikan karakter salah satu aspeknya ialah penanaman nilai-nilai hak azasi manusia, non diskriminatif, belajar setara dan prinsip berkeadilan. Jika tes keperawanan bagi calon sisiwi SMA ini dilaksanakan, itu merupakan bentuk diskriminasi karena pendidikan ialah hak setiap warga negara tanpa memandang status sosialnya, hal tersebut juga akan melukai hati dan perasaan pelajar Sumatera Selatan khususnya, dan umumnya pelajar se-Indonesia.

"Karena jelas dengan tes keperawanan menjadi beban psikologis bagi siswi baik yang sudah berada di sekolah maupun yang akan mendaftar masuk sekolah," ujar Ketua PPIPM bidang Ipmawati, Imam Ahmad Amin AR, (Rabu, 21/08).


Tidak menutup kemungkinan, tes keperawanan akan menambah daftar korban bunuh diri di kalangan pelajar, bukan karena peserta didik tersebut sudah tidak perawan tetapi karena kecemasan dan ketakutan menghadapi tes keperawanan tersebut. Jika hal ini terjadi maka lembaga pendidikan kita gagal dalam melakukan pendidikan kepada generasi masa depan bangsa ini.

Mahasiswa lulusan jurusan Psikologi ini, berpendapat, tes keperawanan bukan solusi untuk menghindari perilaku negatif dan prostitusi di kalangan pelajar. Solusi terbaik melalui nilai-nilai yang diajarkan dalam setiap pelajaran yang dibuat sedemikian rupa agar apik dan menarik. Guru yang mengajar pun harus punya banyak metode dalam setiap pengajarannya supaya siswi tidak bosan di sekolah.

"PPIPM melihat dari berbagai aspek bahwa tes keperawanan sangat tidak mendatangkan manfaat. Bahkan ini bagian dari perilaku diskriminatif, melanggar HAM dan UU Perlindungan Anak yang sangat merugikan bagi pelajar," kata mantan Presiden Mahasiswa BEM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya