Berita

foto: net

Politik

Mabes Polri Tuntut Kontras Lebih Adil Mengungkap Kasus Penembakan

KAMIS, 15 AGUSTUS 2013 | 15:23 WIB | LAPORAN:

Mabes Polri meminta Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meluruskan rilis yang disampaikan terkait peningkatan jumlah kasus penembakan yang terjadi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Ironisnya, mayoritas pelaku penembakan didominasi oleh oknum anggota kepolisian.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Agus Rianto, mengatakan, seharusnya Kontras mempertegas dan memilah-memilah kasus per kasus, khususnya tindakan mana yang dianggap Polri melanggar aturan seperti yang disampaikan Kontras.

"Yang mana? Makanya harus dipilah-pilah dulu. Tindakan yang mana?  Kalau petugas menangkap pelaku curanmor, Densus 88 menangkap teroris, tak bisa disamakan," ungkap Agus, di Mabes Pori, Jakarta, Kamis (15/8).


Agus juga meminta Kontras adil dengan meletakkan korban dari pihak kepolisian. Masyarakat perlu mempertimbangkan petugas yang tewas saat melaksanakan tugas akibat penembakan pelaku kejahatan meski hal itu risiko tugas polisi.

Walau ada ketimpangan dalam data, Agus menyebut apa yang disampaikan Kontras merupakan masukkan positif bagi Polri.

"Kami melakukan pengawasan dalam penggunaan senjata pada tiap anggota. Setiap tindakan yang menggunakan senjata akan dimintai pertanggungjawaban. Polisi tidak main tembak, tapi sesuai tugas," tegas Agus.

Kontras mencatat ada peningkatan kasus penembakan yang terjadi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir, yang mayoritas pelakunya adalah anggota kepolisian.

Data yang dikumpulkan Kontras dari kurun waktu 2011-2013 menunjukkan, terdapat 55 peristiwa penembakan di 2011, 142 peristiwa pada tahun 2012, dan 164 peristiwa penembakan pada tahun 2013.

"Sedikitnya 191 orang tewas akibat peristiwa penembakan tersebut, sementara 534 lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa penembakan sepanjang tahun 2011-2013,"kata Koordinator Kontras, Haris Azhar, dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (15/8).

Selama periode tersebut, tercatat 278 oknum polisi yang menjadi pelaku. Jumlah ini menempatkan oknum polisi berada di peringkat pertama pelaku penembakan. Di posisi kedua, adalah oknum TNI dengan jumlah pelaku 20, berikutnya orang tak dikenal berjumlah 63 pelaku.

"Kebanyakan anggota polisi pakai senjata jenis pistol (FN) dan Laras Panjang Jenis AK 45. TNI menggunakan senjata organik dengan jenis pistol dan senjata laras panjang, sementara orang tak dikenal umumnya pakai senjata jenis laras panjang atau senjata rakitan," terang Haris.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya