Imbauan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo agar pemudik tidak membawa sanak saudaranya saat kembali ke Jakarta, sepertinya dianggap angin lalu.
Buktinya, banyak pemudik masih tetap membawa sanak saudaranya untuk mengadu nasib di Ibukota. Dudung Sihabudin, misalnya. Warga Purbaratu, Kota Tasikmalaya ini ikut saudaranya berangkat ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Ya, kota metropolitan Jakarta yang megah dengan gedung-gedung menjulang tinggi. Namun di balik itu, ancaman banjir tiap hujan turun selalu mengintai pusat pemerintahan tersebut. Meski demikian, tidak sedikit pula warga Tasikmalaya nekat hijrah ke Jakarta mengadu nasib untuk kelangsungan hidupnya. Mereka umumnya berasal dari perkampungan, desa ataupun kota-kota lain.
Salah satu yang terpikat mencari mata pencaharian di Jakarta adalah Dudung Sihabudin. Apalagi selama ini Dudung tak punya pekerjaan tetap di kampung.
Dengan keahlian membuat sablonan t-shirt, ia berharap bisa mengubah nasibnya jadi lebih baik dibanding sekarang. Meski berat, keluarga Dudung mendukung kepergiannya. Apalagi mengingat dia adalah tulang punggung keluarga. Setidaknya ada empat kakak dan tiga adiknya masih kecil yang mesti dihidupi Dudung.
Dengan mengendarai andong dari rumah menuju terminal Bis Antar Kota, Indihiang Kota Tasikmalaya, Dudung yakin akan berhasil. Dia rela berdesakan-desakan dengan pebalik lainnya hanya untuk mendapatkan tempat duduk di bis yang membawanya ke Ibukota.
"Tekad saya sudah bulat untuk pergi ke Jakarta. Jika kelak saya sukses. Pasti adik dan kakak saya akan saya boyong juga ke Jakarta," kata Dudung, kemarin (Minggu, 11/8) siang, di depan rumahnya.
Dudung harus siap bersaing dengan ratusan tukang sablon t-shirt di Jakarta. Kisah Dudung adalah segelincir kecil dari pebalik yang membawa sanak saudaranya ketika Lebaran sudah berakhir
.[wid]