Berita

ilustrasi/net

BOM VIHARA EKAYANA

Teror Bom di Vihara Ekayana Bukti Polisi Tak Becus Jaga Keamanan

SELASA, 06 AGUSTUS 2013 | 11:32 WIB | LAPORAN:

. Teror bom di Vihara Ekayana Graha, Kebon Jeruk dinilai sebagai ketidakbecusan Polri dalam mengamankan masyarakat.

"Apa yang dilakukan oleh para teroris dengan meledakkan Vihara tidak dibenarkan dalam konsep kepercayaan mana pun serta azaz bernegara sebuah tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan," ujar Direktur Eksekutif SUN Institut, Andrianto saat dihubungi di Jakarta, Selasa (6/8).

Terlebih, menurutnya, sangat ironis apabila insiden itu berkaitan dengan hilangnya 250 dinamit di Jawa Barat beberapa waktu lalu. Hal ini dianggap sebagai bentuk ketidakbecusan Polri khususnya dalam tugas dan kewajibannya sebagai aparat keamanan.


"Kalau sampai mengarah ke sana kan berarti suatu hal yang kita sayangkan, sampai detik ini kenapa Polri tidak bisa menuntaskan persoalan dinamit itu, masak tidak bisa terdeteksi," ujar Andrianto.

Dirinya beranggapan hal ini merupakan bentuk ketidakmampuan pihak kepolisian yang lalai akan tugasnya memberi pengamanan kepada masyarakat. Terlebih menjelang hari raya keagamaan.

"Aparat penegak hukum yaitu Kepolisian harus kita pertanyakan kinerjanya," katanya.

Andrianto menunjuk bahwa Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri adalah yang paling bertanggung jawab atas semua aksi teror bom yang terjadi. Di mana persoalan terorisme menjadi proyek abadi.

"Persoalan teroris belum juga terselesaikan, banyak pristiwa-peristiwa itu mengundang tanda tanya misal hampir semua pelaku teror ditembak mati, kenapa banyak yang salah tangkap, kanapa jaringan teroris yang ada hari ini kok tidak dipublikasi," paparnya.

Lebih lanjut dirinya mengharapkan ada penjelasan yang transparan kepada publik sejauh mana kinerja Densus 88 ini dalam menyelesaikan aksi terorisme bukan untuk sekedar pencitraan.

"Kita khawatirkan hanya untuk sekedar memberikan brand image Densus eksis ada di mata masyarakat tetapi penyelesaian secara komprehensif itu yang tidak kita lihat. Kita belum lihat ke mana arahnya," jelas Andrianto. [ysa]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya