Berita

syamsuddin harris/net

X-Files

Konvensi Demokrat Akan Undang Jokowi?

RABU, 10 JULI 2013 | 18:02 WIB | OLEH: PROF SYAMSUDDIN HARRIS

INI pertanyaan sederhana. Apakah Jokowi akan diundang ikut konvensi capres Demokrat? Jawabannya, kemungkinan besar iya. Ada peluang besar Jokowi diundang untuk ikut seleksi capres di partai besutan SBY itu.

Jokowi atau Joko Widodo bukan kader Demokrat. Dia kader favoritnya PDIP. Termasuk "anak emas" Megawati. Kemana Megawati pergi, Jokowi ngikut. Hebatnya, daya tarik kader banteng satu ini melampaui partainya.

Orang tertarik Jokowi dan mengenyampingkan identitas partainya. Ibarat mesin, merangkul Jokowi berarti melancarkan jalanannya mobil. Untuk partai yang sedang krisis kader dan miskin tokoh pendongkrak elektabilitas, figur Jokowi sangatlah diperlukan.


Dalam survei yang dilakukan LIPI antara 10 sampai 31 Mei 2013, elektabilitas Jokowi jauh meninggalkan Prabowo Subianto. Jokowi 22,6 persen, dan Prabowo hanya 14,2 persen. Bahkan popularitas dan elektabilitas Jokowi mengalahkan ketua umumnya sendiri. Megawati hanya meraih 9,3 persen.

Jika Jokowi diundang masuk konvensi, tentu pertarungan konvensi menjadi kurang menarik. Sebab, perlawananya tidak imbang dan tidak rumit. Ini hanya menyaksikan Jokowi versus figur lain. Mungkin ada riak di kalangan internal Demokrat, tapi tidak akan sampai terjadi penentangan terhadap Jokowi.

Pertanyaan yang paling penting, apakah Jokowi akan bersedia ikut konvensi capres Demokrat jika diundang? Jawabannya, kemungkinan kecil. Malah, cenderung hampir mustahil Jokowi bersedia ikut konvensi.

Sebagai kader yang loyal, Jokowi tak mungkin berseberangan atau mbalelo kepada Megawati. Untuk ikut konvensi, Jokowi butug restu Megawatim sebagai ketua umumnya. Dan itu, tampaknya bakal sulit diperoleh Jokowi. Mengingat, hubungan yang dingin antara Megawati-SBY.

Di sisi lain, undangan konvensi Demokrat akan membuat PDIP makin sadar betapa tingginya elektabilitas Jokowi. Ujungnya, daripada dipinang partai lain, Jokowi akan dicapreskan oleh partainya sendiri. [***]

Penulis adalah pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya