INI pertanyaan sederhana. Apakah Jokowi akan diundang ikut konvensi capres Demokrat? Jawabannya, kemungkinan besar iya. Ada peluang besar Jokowi diundang untuk ikut seleksi capres di partai besutan SBY itu.
Jokowi atau Joko Widodo bukan kader Demokrat. Dia kader favoritnya PDIP. Termasuk "anak emas" Megawati. Kemana Megawati pergi, Jokowi ngikut. Hebatnya, daya tarik kader banteng satu ini melampaui partainya.
Orang tertarik Jokowi dan mengenyampingkan identitas partainya. Ibarat mesin, merangkul Jokowi berarti melancarkan jalanannya mobil. Untuk partai yang sedang krisis kader dan miskin tokoh pendongkrak elektabilitas, figur Jokowi sangatlah diperlukan.
Dalam survei yang dilakukan LIPI antara 10 sampai 31 Mei 2013, elektabilitas Jokowi jauh meninggalkan Prabowo Subianto. Jokowi 22,6 persen, dan Prabowo hanya 14,2 persen. Bahkan popularitas dan elektabilitas Jokowi mengalahkan ketua umumnya sendiri. Megawati hanya meraih 9,3 persen.
Jika Jokowi diundang masuk konvensi, tentu pertarungan konvensi menjadi kurang menarik. Sebab, perlawananya tidak imbang dan tidak rumit. Ini hanya menyaksikan Jokowi versus figur lain. Mungkin ada riak di kalangan internal Demokrat, tapi tidak akan sampai terjadi penentangan terhadap Jokowi.
Pertanyaan yang paling penting, apakah Jokowi akan bersedia ikut konvensi capres Demokrat jika diundang? Jawabannya, kemungkinan kecil. Malah, cenderung hampir mustahil Jokowi bersedia ikut konvensi.
Sebagai kader yang loyal, Jokowi tak mungkin berseberangan atau mbalelo kepada Megawati. Untuk ikut konvensi, Jokowi butug restu Megawatim sebagai ketua umumnya. Dan itu, tampaknya bakal sulit diperoleh Jokowi. Mengingat, hubungan yang dingin antara Megawati-SBY.
Di sisi lain, undangan konvensi Demokrat akan membuat PDIP makin sadar betapa tingginya elektabilitas Jokowi. Ujungnya, daripada dipinang partai lain, Jokowi akan dicapreskan oleh partainya sendiri.
[***]Penulis adalah pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)