Media massa diminta membantu pemerintah memonitor dampak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), salah satunya adalah kenaikan harga-harga bahan makanan pokok. Selama ini, kenaikan harga-harga yang tidak logis merupakan akibat permainan para pedagang besar.
"Memang benar harga kebutuhan pokok sudah naik dari para penyuplai," ujar Ketua DPR Marzuki Alie, ketika melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (21/6).
Marzuki melakukan kunjungan pasar karena, menurutnya, pedagang dan masyarakat yang akan makin diberatkan oleh kebijakan pemerintah soal harga baru BBM. Para pedagang pasar meminta kepadanya untuk menyampaikan ke pemerintah agar mengendalikan harga. Kenaikan harga bukan hanya merugikan konsumen tapi juga para pedagang itu sendiri. Semua pedagang yang ditanya oleh Marzuki mengakui bahwa kenaikan harga sudah dari hulunya.
"Mereka mengeluhkan karena modalnya menjadi bertambah dan konsumen mengeluh karena para pedagang eceran ini dituduh menaikkan harga," tambahnya.
Lebih lanjut, dia pun mengingatkan kepada pemerintah terutama Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, untuk terus memantau harga-harga kebutuhan pokok dan memanggil para pedagang besar kebutuhan pokok agar lebih berempati dan tidak hanya mencari keuntungan semata. Kondisi ini memerlukan intervensi pemerintah karena pasar komoditas kebutuhan pokok sudah dimonopoli.
"Saya ingatkan Menteri Perdagangan, minimal Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, untuk segera bertindak meredam gejolak harga kebutuhan pokok masyarakat sebelum situasi dan kondisi semakin tidak menentu," ujarnya lagi.
Dia juga mengatakan, langkah cepat saat ini diperlukan mengingat dalam waktu dekat umat Islam di Indonesia akan menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran.
Dua hari lalu, Marzuki Alie mengaku banyak menerima keluhan langsung dari masyarakat yang terkena dampak rencana kenaikan BBM bersubsidi. Meski partainya mendukung penuh kebijakan pemerintah itu, Marzuki meminta pemerintah mengambil tindakan untuk mengurangi dampak negatif kebijakan tersebut.
Menurutnya, tidak mungkin para pedagang eceran yang memainkan harga-harga. Pemerintah, tambah Marzuki, mengetahui persis siapa pemain-pemain besar kebutuhan bahan pokok ini. Dia akui pula bahwa sistem ekonomi pemerintah sangat liberal dalam hal ini sehingga mengakibatkan ketidakadilan.
"Suplai barang kebutuhan pokok saja mereka yang menguasai. Sulit memang memberikan pengertian kepada mereka, tidak ada aturan yang mereka langgar karena memang sistem ekonomi kita saat ini yang sudah sangat liberal," terangnya.
Dirinya pun mengimbau agar Bulog kembali diaktifkan kembali dengan maksimal karena jika para pedagang besar yang mencari untung berlebihan ini tidak diimbangi oleh pemerintah, maka sifat tamak akan terus terjadi.
[ald]