Berita

X-Files

Wawasan Kebangsaan yang Minus

SENIN, 17 JUNI 2013 | 21:02 WIB

PADA tanggal 3 Mei 2013, Forkom SBI mengirimkan naskah ke RMOL.CO untuk disosialisasikan sebutan "Hoa In" yang diartikan "Bangsa Indonesia" menggantikan sebutan Tionghoa yang membedakan kelas masyarakat (berlaku pada masa penjajahan).

Sangat tidak diduga, respons yang timbul adalah saling mencaci...sungguh menyedihkan...Inilah akibat dari ditiadakannya pelajaran Sejarah di sekolah-sekolah, baik dari SD sampai Perguruan Tinggi dan ketidakjujuran kita mengungkap sejarah masa lalu.

Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selayaknyalah kita mempelajari: Mengapa di Negara ini, disamping banyak suku-suku aslinya juga ada beberapa etnis pendatang yang sudah ratusan tahun hidup, mencari rejeki, berjodoh dan mati di sini, yang tatanan kemasyarakatannya BERBEDA dengan Amerika!


Pada tahun 1928, beberapa suku di Nusantara ini melakukan suatu tekad KEBERSAMAAN agar bisa mengeksiskan sebagai suatu BANGSA yang Merdeka, karena saat itu sebagai kepulauan yang kaya akan kandungan alamnya, penduduk kepulauan ini merasa bangsa-bangsa pendatanglah yang menikmati hasilnya. Dan TEKAD KEBERSAMAAN  itu dikenal sebagai SUMPAH PEMUDA INDONESIA..

Setelah kemerdakaan, sebagaian etnis pendatang ada yang sudah melebur sebagai "Orang Indonesia" tapi masih banyak diantara mereka yang dijangkiti "Chauvinisme" yaitu merasa lebih baik dari penduduk asli, padahal bila ditelusuri kaum pendatang itu sebenarnya sudah berupa produk campuran (assimilasi) dengan pribumi (demikian halnya dengan saya).

Jadi tolong introspeksi, bagaimana kita bersatu bila dalam rasa kebangsaaan saja masih ada yang berasa "beda" padahal falsafah Bangsa (pancasila) terkandung misi Bhineka Tunggal Ika? (berbeda-beda tapi satu tujuan).
Hallo, sampai dimana kesadaran kita Berbangsa dan Bernegara, dan apakah Anda TIDAK merasa sebagai Orang Indonesia?...

HDA Karim Bakrie
Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Sumpah Bangsa Indonesia





Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya